free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Akibat Covid, Daya Beli Masyarakat Bodowoso Menurun

Penulis : Abror Rosi - Editor : Yunan Helmy

24 - Dec - 2020, 00:12

Placeholder
Suasana operasi pasar menjelang Natal dan Tahun Baru 2021. Namun demikian daya beli masyarakat saat OP menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Foto: Abror Rosi-JatimTimes)

Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021 (Nataru), Bulog Subdivre Bondowoso (meliputi Situbondo) bersama Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Pabrik Gula (PG) Prajekan menggelar operasi pasar (OP) di beberapa titik. Namun tak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tahun ini daya beli masyarakat menurun akibat pandemi covid-19.

Kepala Bulog Subdivre Bondowoso Moh. Rudy Prasetya mengatakan, OP untuk mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan harga di tengah masyarakat karena pasar saat ini lesu. Jadi, maksimal penjualan beras hanya 2-3 kuintal.

Baca Juga : Masker dan Konektor Hijab Rajut Buatan UMKM Kota Kediri Mamamomo Banjir Pesanan

"Sama termasuk minyak, tepung dan gula. Kalau gula, kami  kerja sama dengan Pabrik Gula Prajekan. Juga dengan Diskoperindag," terangnya.

Menurut dia, berdasarkan informasi dari mitra atau penggilingan permintaan beras memang mengalami penurunan. "Kami tidak menjelaskan sebabnya. Apa karena daya beli memang menurun atau memang stok di masyarakat masih cukup," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (23/12/2020).

Menurut dia, harga beras medium di pasaran sekitar Rp 9.000 sampai Rp 9.200. Sementara di Bulog untuk harga ke distributor yang mengambil di gudang Rp 8.100.

"Kalau kita OP dan mengecer ke pasar-pasar bisa Rp 8,3 ribu-Rp 8,4 ribu karena ada biaya transport dan biaya pengemasan. Pastinya lebih murah dibandingkan di pasar," terangnya.

Sementara itu, Kasi Usaha Perdagangan dan Pengembangan Ekspor Diskoperindag Ida Kurnia Theolita mengatakan, salah satu menurunnya daya beli saat OP bisa disebabkan pandemi covid-19. "Tapi yang jelas, kurangnya minat masyarakat dikarenakan harga-harga kebutuhan pokok cenderung stabil dan stok banyak di pasaran," jelasnya.

Ia mencontohkan harga gula yang dijual PG Prajekan tidak jauh beda dengan yang ada di pasaran yaitu Rp 11.300. "Untuk di Bulog, demikian juga harga minyak goreng dijual Rp 12.000-Rp 12.500. Di pasaran kurang lebih sama atau mungkin selisih Rp 500-Rp 1.000," terangnya.

Baca Juga : Di Tengah Pandemi Covid-19 Bisnis Aquascape Sangat Menjanjikan

Kegiatan OP dilaksanakan sebagai upaya untuk stabilisasi harga dan memantau ketersediaan bahan pokok dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN ) dan menjelang tahun baru 2021.

Adapun OP menjelang Nataru itu dilaksanakan sejak tanggal 21-23 dan 28-31 Desember 2020. Adapun titiknya di Pasar Induk Bondowoso, Kecamatan Maesan, Tamanan, Wonosari, Wringin dan Prajekan.

 


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Abror Rosi

Editor

Yunan Helmy