Meski sempat dikabarkan selamat paska tercebur ke dalam sumur yang ada d ibelakang rumahnya, Astanem warga Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, akhirnya dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah dibawa ke rumah sakit.
”Berdasarkan keterangan yang berhasil kami himpun, korban diketahui terjebur ke dalam sumur dini hari tadi. Sesaat setelah dievakuasi, korban sempat dibawa ke Rumah Sakit karena masih ada denyut nadinya. Namun sesampainya di rumah sakit, petugas medis menyatakan jika korban telah meninggal dunia,” kata Kapolsek Kromengan AKP Sapto Siswahyudi saat dikonfirmasi, Jumat (4/12/2020) petang.
Baca Juga : Terpapar Covid-19, Dokter Senior di Pamekasan Meninggal Dunia
Kepada media berjejaring nasional ini, perwira polisi dengan pangkat tiga balok di bahu ini mengaku, jika sampai dengan saat ini, pihaknya masih mendalami kronologi dari kematian nenek 62 tahun tersebut.
”Kami masih meminta keterangan dari beberapa saksi. Silahkan koordinasi dengan Kanit (Reskrim Polsek Kromengan),” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kromenga, Aiptu Wawan Puguh, menjelaskan, jika insiden memilukan yang dialami korban terjadi pada Jumat (4/12/2020) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB.
Di mana, sesaat sebelum insiden tersebut terjadi, korban sempat tidur di dalam kamarnya. Sedangkan menantunya yakni Waidi yang habis dari kamar mandi, kembali menemai tidur anaknya di depan ruang televisi.
”Berdasarkan keterangan saksi Waidi, korban sempat keluar dari kamarnya dan menitipkan kunci dengan cara menyelipkannya kebagian bawah tubuh saksi,” ucap Kanit Reskrim Polsek Kromengan.
Lantaran tidak terlalu sadar, pria 52 tahun ini tidak terlalu menjawab penyataan yang dilontarkan korban, saat menyelipkan kunci di bawah tubuhnya. Barulah beberapa saat kemudian, Waidi yang curiga akhirnya membangunkan istrinya soal adanya kunci yang diselipkan oleh mertuanya tersebut.
”Saat menanyakan keberadaan mertuanya itulah, saksi Waidi mendengar ada suara mencurigakan dari arah dapur. Tidak lama kemudian juga terdengar suara orang yang sedang terjebur,” timpal Wawan.
Merasa ada yang tidak beres, keluarga korban termasuk saksi langsung bergegas menuju ke arah sumber suara. Ketika dilihat ke dalam sumur yang memiliki kedalaman sekitar 4 meter tersebut, saksi melihat korban mengambang di atas perairan sumur.
Mengetahui kejadian ini, saksi langsung berteriak minta tolong sebelum akhirnya anggota keluarga lainnya beserta warga bergegas ke lokasi kejadian. ”Dengan dibantu warga, pihak keluarga mengevakuasi tubuh korban dengan tali tampar dan peralatan seadanya,” ucapnya.
Ketika berhasil diangkat dari permukaan sumur, beberapa orang saksi langsung memeriksa denyut nadi korban. Lantaran diduga kuat masih bernafas, nenek yang berusia lebih dari kepala enam inipun, akhirnya dibawa ke rumah sakit Ramdani, yang berlokasi di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.
Baca Juga : Tukang Las Asal Kediri Tewas Tersengat Listrik saat Pasang Kanopi
Nahas, meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tetap tidak bisa diselamatkan. ”Karena dinyatakan meninggal dunia, jenazah korban akhirnya kembali dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan,” terangnya.
Di sisi lain, pihak kepolisian yang mendapatkan laporan, langsung bergegas menuju ke lokasi kejadian. Dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) sementara ini ada dua spekulasi penyebab kematian korban. Dugaan pertama, korban terjebur ke dalam sumur lantaran terpeleset.
”Di sekitar sumur itu ada tumpukan batu dan bata. Sedangkan lantainya hanya semen plesteran. Bisa jadi korban terjebur karena terpeleset, apalagi ketinggian bibir sumur hanya berkisar antara 60 hingga 70 sentimeter,” ungkapnya.
Dugaan kedua, sesaat sebelum terjebur sumur, riwayat penyakit yang diderita korban kambuh. ”Korban ini memiliki riwayat penyakit darah tinggi, dan sering kambuh. Nah menantunya (saksi Waidi) ini tinggal di Blitar. Dia pulang ke rumah untuk menjenguk mertuanya yang baru sembuh. Sehingga juga ada kemungkinan penyakit korban kembali kambuh, sebelum akhirnya terjebur ke dalam sumur,” jelasnya.
Disingung soal keberadaan kunci yang sempat diselipkan kepada menantunya, Wawan mengaku jika kunci tersebut merupakan kunci almari milik korban. ”Pihak keluarga sudah memastikan jika kunci tersebut adalah kunci lemari milik korban. Ketika diperiksa semua barang milik korban masih utuh, di dalam almari tidak ada yang hilang,” ujarnya.
Meski sampai saat ini masih dalam proses penyidikan polisi, namun pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dan menerima kejadian ini sebagai musibah. ”Tidak ditemukan luka bekas kekerasan di tubuh korban, keluarganya (korban) menolak untuk diautopsi yang dilampirkan dalam surat pernyataan,” imbuhnya.
Di sisi lain, dari hasil penyidikan sementara, polisi tidak menemukan adanya indikasi tindak kejahatan atas kematian korban. ”Dari pengakuan pihak keluarga, korban selama ini dikenal baik dan tidak memiliki musuh. Sejauh ini dugaan kami korban meninggal murni karena kecelakaan,” tukasnya.