Ada statemen menarik ketika berlangsung diskusi lingkungan hidup yang digelar sejumlah komunitas di lahan Salim Kancil desa Selok Awar-Awar pada hari Sabtu sore (21/11) kemarin.
Dalam diskusi ini, Andik Syafiudin, Koordinator Sahabat Alam Indonesia, mengatakan, sekarang ini banyak aktivis yang hanya gemar berdiskusi kemudian mengunggah hasil diskusinya di media sosial, sementara ketika diajak menanam, yang datang hanya satu dua orang.
Baca Juga : Mau Voucher Belanja Rp 10 Juta dari Indomaret? Gampang, Ini Caranya
"Biasanya mereka sekedar menuntut saja,dan berteriak selamatkan hutan kita, laut kita, bumi dan air. Tapi, tidak pernah terjun ke masyarakat. Itu akan percuma. Yang seperti ini bisa dikatakan hanya aktivis level sosial media dan cafe saja," kata Andik Syaifudin dalam diskusi di lahan Salim Kancil, Sabtu kemarin.
Disisi lain, masih kata Andik Syaifiudin, belakangan banyak kalangan muda yang menyatakan peduli alam dan lingkungann namun aktivitasnya hanya bersifat sport dan rekreasional. Biasanya mereka akan datang jika undangannya naik gunung, menyelam dilaut dan aktivitas rekreasional lainnya.
"Kalau ajakannya ayo kita ke gunung, ke pantai, ayo nyelam. Yang datang gruduk (berbondong-bondong=red). Tapi, ketika diajak pengabdian, yang datang cuma 3-4 orang. Malah kadang tidak ada. Makanya, saya bersyukur bisa ketemu dengan teman-teman yang satu frekuensi seperti ini," kata Andik Syaifudin kemudian.
Baca Juga : Jimly Asshiddiqie Kritik MUI hingga Minta Pemerintah Tak Hadapi Rizieq Seperti Mau Perang
Dalam diskusi yang berlangsung sore kemarin, hadir juga anggota Laskar Hijau dan aktivis lingkungan lainnya di Lumajang. Menurut rencana pagi ini juga akan dilakukan aksi tanam pohon di lahan milik aktivis Salim Kancil.