Memasuki masa kampanye yang sudah masuk 41 hari ini, elektabilitas pasangan calon tunggal di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kediri, Hanindhito Himawan Pramono-Dewi Mariya Ulfa semakin tinggi.
Hal ini seiring mulai banyaknya simpatisan yang sudah merapatkan barisan ke paslon yang akrab disapa Mas Dhito-Mbak Dewi ini, tak terkecuali dari kalangan agama.
Baca Juga : Menjelang Debat Kedua, KPU Rencanakan Tambah Panelis dan Durasi Debat
Keseriusan itu dituangkan dalam bentuk deklarasi kemenangan pasangan Dhito-Dewi yang digelar di Pondok Salafiyah Desa Kapurejo Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri, Kamis (5/11/20) malam.
Deklarasi tersebut diikuti kiai kampung dari 26 kecamatan di Kabupaten Kediri yang dipimpin oleh KH M Iffatul Lathoif atau yang akrab disapa Gus Thoif.
Deklarasi dukungan kiai kampung ini menambah daftar panjang dukungan untuk Mas Dhito-Mbak Dewi dari pondok pesantren. Karena sebelumnya, keluarga besar Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo telah mendeklarasikan dukungan ke Mas Dhito-Mbak Dewi.
"Alhamdulillah sambutan para kiai sangat baik dan siap untuk mendukung dan memenangkan Mas Dito dan Mbak Dewi pada Pilkada 2020 ini," kata Gus Thoif saat memberikan keterangan kepada para wartawan usai deklarasi.
Ditambahkan Gus Thoif, dengan melihat bahwa program-program yang diberikan oleh Mas Dito dan Mbak Dewi ini sangat menyentuh. Mudah-mudahan ini bisa terus dikawal sampai terealisasi seperti yang diharapkan.
"Dan itu harapan dari semua para kiai bahwa program yang sudah sangat baik ini betul-betul direalisasikan," imbuh Gus Thoif.
Sementara itu, Dhito mempunyai tiga progam yang akan dipersiapkan jika nanti diberi amanah untuk memimpin Kabupaten Kediri. Pertama adalah Santripreneurship.
Baca Juga : Hanya Bicara 3 Menit Dalam Sesi Debat, Armuji Tertinggal dari Mujiaman
"Kami akan memberikan pelatihan wirausaha kepada para santri jika nanti keluar dari Ponpes sudah siap berwirausaha," kata dia.
Progam kedua yang dipersiapkan Dhito yakni bisyaroh guru nasib dan guru TPQ. Menurutnya guru madin dan TPQ perannya sangat besar, karena mereka mendidik dan moral dan keagamaan anak.
Saat ini data yang didapat Dhito, guru madin dan TPQ di Kabupaten Kediri jumlahnya sekitar 5.600 orang. Sedangkan mereka mendapat bisyaroh Rp 50 ribu per bulan. "Guru madin dan TPQ harus terjamin kesejahteraannya,"ungkapnya.
Sedangkan untuk program ketiga adalah pemberian bantuan operasional untuk ponpes besarnya sekitar Rp 100 juta - Rp 200 juta per tahun.
"Sesuai aturan, bantuan ini tidak boleh setiap tahun. Jika tahun 2021 pondok A sudah mendapatkan untuk tahun berikutnya bergeser ke pondok lainya," tandasnya.