Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait Islam hingga kini masih menjadi polemik. Diketahui, Macron sempat menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya yang melukai umat Muslim melalui akun Twitter.
Dalam klarifikasi tersebut, Macon menuliskannya dengan menggunakan bahasa Arab. Ada enam cuitan yang dibuat Macron pada Minggu (1/11/2020).
Baca Juga : Beredar Meme Kocak soal Aksi Kelompok Moge yang Keroyok 2 TNI di Bukittinggi
Ia memulai klarifikasinya dengan menyebut kalau negaranya tak memiliki masalah dengan agama apa pun.
"Bertentangan dengan apa yang saya dengar dan lihat di media sosial akhir-akhir ini, negara kita tidak memiliki masalah dengan agama apapun. Semua agama ini dipraktikkan dengan bebas di negerinya. Tidak ada stigma: Prancis berkomitmen untuk perdamaian dan hidup bersama," cuit Macron.
Lebih lanjut, ia menekankan tak membenarkan segala macam bentuk kekerasan. Dalam misinya, ia menyebut jika Prancis melindungi kebebasan dan hak warganya.
"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin mengklarifikasi yang berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," kata Macron.
"Mereka menyebut saya bahwa saya 'mendukung kartun yang menghina Nabi'. Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, ini adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," tambahnya.
نسبوا إليّ أنني "أدعم الرسومات الكاريكاتورية المهينة للنبيّ". أنا أؤيد أن نتمكّن من الكتابة والتفكير والرسم بحرية في بلدي، إنّه حق وإنّها حرياتنا. وأنا أدرك أن هذا يمكن أن يكون صادماً وأحترم ذلك، ولكن يجب أن نتحدث عنه. pic.twitter.com/b2XF2ZhgXv
— Emmanuel Macron (@EmmanuelMacron) October 31, 2020
Terkait klarifikasi Macron, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan tanggapan. MUI menuntut agar Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf.
Baca Juga : Boikot Produk Prancis, Warga yang Diduga dari Kota Malang Ini Buang Aqua di Tengah Jalan
"Sikap dan tindakannya mencerminkan kebencian dan permusuhan. Kita minta dia mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam," kata Sekjen MUI Anwar Abbas.
Anwar menilai jika Macron sebagai kepala negara harusnya tahu bahwa menghina dan merendahkan itu sifat tercela dan bisa menjadi biang dari kekacauan.
Namun, kata Anwar, Macron justru memberi toleransi dan mendukung itu.
"Jadi Macron sudah menampakkan dirinya sebagai seorang sekuler fundamentalis dan radikalis, dan sudah membuat dirinya menjadi orang yang menebar teror dan permusuhan di dunia," ujar Anwar.