Sejak reformasi, sebagai partai politik, PDI Perjuangan (PDIP) dianggap berhasil dalam menjalankan regenerasi. Karena itu, PDIP punya segudang stok kader untuk diorbitkan menjadi pemimpin.
Dan, seorang pemimpin yang baik bukan hanya memerintah orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi pemimpin yang baik harus bisa terjun langsung ke lapangan untuk memberikan contoh yang konkret kepada masyarakat.
Baca Juga : Lakukan Kontrak Politik, Calon Jalur Perseorangan Bakal Hibahkan 100 Persen Gaji Bupati
Hal tersebut dibuktikan Hanindhito Himawan Pramono dalam mengikuti kontestan di pilkada Kabupaten Kediri. Sebagai calon pemimpin kepala daerah, Dhito -sapaan akrab Hanindhito- terus berusaha terjun langsung untuk mendengar keluhan masyarakat.
Dalam kampanyenya di tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Sekoto, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Dhito mengaku sebagai pemuda, dirinya merasa tergugah setelah melihat secara langsung realita yang terjadi di lapangan. Di samping itu, ia masih teringat betul ketika diberi wejangan secara langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk memikirkan nasib wong cilik.
“Yang pertama saya minta kepada kaum muda untuk tidak hanya sekadar memikirkan hal hal yang sifatnya di permukaan. Saya mengajak kaum muda di Kabupaten Kediri jangan malu bawa cangkul turun ke bawah dan jangan malu mengedukasi pedagang di pasar,” kata Dhito. "Hal yang paling mahal dari pemuda adalah idealisme," sambungnya.
Dalam lanjutan kampanyenya hari ini, Dhito bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan puluhan pemulung. Dalam tatap muka tersebut, Dhito mendengar keluh kesah mereka.
Baca Juga : Diberi Waktu Terbatas, Paslon LaDub Maksimalkan Penjabaran Visi Misi dan Mengaku Puas
Dari hasil tanya jawab, diperoleh keterangan bahwa dari 40 pemulung yang ada, separro lebih masih belum mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah daerah. Mereka kemudian didata identitasnya masing masing dan elanjutnya akan dicek secara langsung ke kementerian Sosial.
Ditambahkan Dhito, semestinya mereka yang berprofesi sebagai pemulung ini mendapatkan perhatian berupa pemberian BPJS Kesehatan dari pemerintah. Selain mendatangi tempat pembuangan akhir, Dhito juga menyempatkan diri mengunjungi BUMDes (badan usaha milik desa) di Desa Gedang Sewu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.