Tak disangka, di momen Dies Maulidiyah ke-59 ini, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) mendapatkan kado terindahnya. Journal of Islamic Architecture (JIA), salah satu jurnal UIN Malang terindeks di Scopus, terhitung sejak tanggal 6 Oktober 2020.
Ketua Redaksi JIA Ernaning Setiyowati menjelaskan bahwa proses pengajuan indeksing di Scopus memakan waktu tidak kurang dari lima bulan. Ia juga mengungkapkan, total dari 34 pengelola jurnal di lingkungan UIN Malang, hanya satu jurnal saja yang terindeks Scopus.
Baca Juga : Guru Besar UIN Malang Ungkap Tingginya Angka Kriminalitas dan Perceraian di Masa Pandemi
"Hal ini menunjukkan begitu sulit dan ketatnya aturan yang harus dipenuhi oleh pengelola jurnal. Setidaknya, untuk bisa terindeks di Scopus pengelola harus menyiapkan reviewer ahli yang sesuai dengan disiplin keilmuannya masing-masing," paparnya.
Menjadi reviewer tentu harus memilki kredit poin hasil riset yang cukup. Misalnya saja, dia memiliki karya terbarunya yang juga terindeks di Scopus, sehingga nama reviewer tersebut terregistrasi di Scopus.
Tidak hanya itu, dosen arsitek ini juga menyampaikan, untuk bisa lolos di Scopus pengelola juga harus menyiapkan server jurnal yang stabil. Saat dilakukan proses akreditasi, dibutuhkan server yang stabil sehingga tim penelaah bisa mengakses jurnal yang diajukan dengan stabil dan lancar.
"JIA pada tahun 2016 pernah mengajukan proses indeks ke Scopus, namun dinyatakan gagal salah satu kendalanya server yang tidak stabil," kisahnya.
Setelah itu, kata dia, JIA sempat melakukan pembenahan diri. Banyak hal yang dilakukan perubahan secara total, baik persoalan editorial board yang dinilai kurang luas hingga persoalan persoalan internet yang kurang stabil.
"Pada akhirnya JIA memutuskan untuk membenahi server dengan dibantu PTIPD UIN Malang agar lebih stabil," sambungnya.
Setelah itu, pada Juni 2020 dirinya mulai melakukan pembenahan kembali dan dilakukan submit kembali untuk proses indeks di Scopus.
"Alhamdulillah tidak sampai lima bulan hasilnya muncul dan sudah terindeks di Scopus," katanya bahagia.
Baca Juga : Bantu Masyarakat Adaptasi, Tim KKN Darurat Bencana UB Bagikan Paket Protokol Kesehatan
Meningkatkan reputasi jurnal dari sinta 2 menjadi jurnal bersekala internasional tentu dibutuhkan tulisan atau artikel yang bermutu. Penulisnya pun dalam satu terbitan harus dari berbagai negara.
"Alhamdulillah, Sejak tahun pertama terbit JIA selalu didominasi penulis dari luar negeri," ucapnya.
Ernaning berharap, pengelola jurnal di UIN Malang bisa segera menyusul JIA untuk menginternasionalkan jurnal yang dikelola di Scopus.
"Semoga JIA bisa memberikan manfaat yang luas dan memberikan lahan bagi dosen dan guru besar dalam berkarya," harapnya.
Sementara itu, Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg melalui pesan WhatsApp-nya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pengelolah JIA yang sudah memberikan kado terbaik di hari ulang tahunnya UIN Malang yang ke-59 ini.
"Terima kasih saya ucapkan, dan semoga UIN Maliki Malang bisa menggapai cita-citanya menuju world class university," tuturnya.