Jika gowes dan atau memang berwisata di Tulungagung, jangan lupa mampir di Njegong Park Desa Waung, Kecamatan Boyolangu. Di sana pengunjung bisa menikmati aneka ragam jajanan.
Namun, jangan heran jika pembelian jajan di Njegong Park punya punya cara transaksi unik. "Di sini ini tidak memakai uang rupiah, tapi koin kayu," kata Kepala Desa Waung Eko Wahyono saat ditemui di Njegong Park.
Baca Juga : Wisata Trembesi di Kota Madiun Sepi Pengunjung sejak Pandemi Covid
Ekowisata Njegong Park menampilkan destinasi alam dengan suasana pohon belimbing dan buah-buahan. Ya, destinasi wisata ini menawarkan suasana alam hijau pedesaan buat para wisatawan.
"Hanya setiap Sabtu dan Minggu yang ramai. Kebanyakan digunakan kegiatan aerobik dan berkumpulnya pesepeda," ungkap Wahyono.
Dengan tempat duduk dari meja kursi bambu dan hamparan tanah di bawah pepohonan, suasana mirip pasar tradisional tempo dulu. Namun, suasana lebih nyaman karena lokasi masih asri dan alami.
Makanan tradisional bermacam-macam. Mulai kedelai godok, jagung, kicak, cenil, hingga nasi goreng. Kuliner itu bisa dinikmati sambil bercengkerama dengan keluarga.
"Pengamen di sini juga pengamen tradisional dan modern. Jika Sabtu biasanya kesenian jaranan dan jika Minggu diisi akuistik. Kadang elekton," ungkap Wahyono.
Baca Juga : Menikmati Senja dan Kopi di Yogyakarta, Ini 5 Alternatif Kafe Buat Wisatawan
Sistem pembayaran di pasar ini terbilang unik. Pengunjung bisa menukarkan uang cash dengan koin kayu yang terdapat nominal 1.000 dan 5.000 dan langsung bisa dibelanjakan di warung. "Jika menukarkan koin tak habis untuk pembelian, maka bisa ditukar lagi dengan uang," kata Wahyono.
Selain berbelanja dan mencicipi kuliner, pengunjung dapat berswafoto dan menikmati hawa sejuk di bawah rimbun pohon dan semilir angin dari kebun blimbing di sekitar area wisata ini. "Alhamdulillah, di masa pandemi covid-19 ini bisa untuk membangkitkan kembali ekonomi warga sekitar," ujar Wahyono.