Wawancara eksklusif dengan AG, PNS yang diadukan ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung oleh YS juga mengungkap sisi-sisi privat. Salah satu yang diungkap AG adalah nekatnya YS yang hanya ingin memenuhi hasratnya karena ditinggal suaminya merantau. "Jika menghubungi saya tidak segera respons, dia berani menghubungi istri," kata AG.
Suatu ketika, bahkan YS meminta sensasi pada istri AG dan tak pantas untuk diungkapkan baik melalui cerita atau berita. "Saya heran, kenapa senekat itu. Padahal saya tak melayani kemauan dia," terangnya.
Baca Juga : Kisah Kejam PKI Diungkit, Oknum Guru Mesum di Tulungagung Terancam Jadi Penjaga Sekolah
Jika AG memasang status di WA story sedang bersama istri dan keluarganya, YS sangat tersulut emosi dan menerornya. "Karena tahu saya dan paham dengan apa yang terjadi, istri saya menyadari bahwa ini merupakan cobaan berkeluarga," ujar AG.
Sebelum akhirnya YS mengadu, AG pernah menerima permintaan agar dia tetap menjadi teman berfantasi. Alasannya, selama ini YS kesepian ditinggal suami sehingga butuh teman untuk curhat termasuk hal yang sangat privat.
"Dia minta agar selama suaminya di luar negeri saya menuruti permintaannya, tapi saya tolak dan bahkan saya marah hingga datang ke rumahnya di Pare. Bahkan di sana seluruh saudara dia menyalahkannya karena tahu saya telah berkeluarga dan paham wataknya," paparnya.
Rupanya, YS kecewa dengan sikap AG ini hingga akhirnya mengadukan ke Disdikpora Tulungagung melalui LSM Bintara. "Saya sebenarnya sudah menunjuk penasihat hukum, kapanpun saya bisa lapor ke polisi atas fitnah ini. Namun, saya masih ikuti klarifikasi dari dinas," ungkap AG dengan sedikit nada tinggi.
Seperti berita sebelumnya, AG menceritakan perkenalannya dengan YS sekitar tahun 2014, saat itu dia mengantarkan anaknya di TK tempatnya mengajar.
Kisah ini mengalir hingga dirinya mengajar langsung anak YS di kelas IV dan AG sebagai guru kelas yang langsung memberi pelajaran. "Di sini makin intensif komunikasi, anaknya memang pandai dan terus saya bina. Oleh karena mungkin dekat, justru anaknya ini sering cerita ke ibunya mengenai saya mengajar," cerita AG.
Sampai di sini, hubungan dengan YS menurut AG masih wajar dan biasa saja. Tak ada kata-kata romantis dan bersifat curhat, semua berjalan sebagaimana umumnya dengan wali murid lain.
Pada tahun 2018 tes CPNS dibuka dan AG beruntung sehingga mendapatkan SK di tahun 2019. AG pun harus pindah sekolah dari kecamatan Kedungwaru ke Karangrejo. Mulai saat inilah menurut AG, namun justru YS mulai agresif menghubunginya. "Dia sudah mulai sering curhat mengenai keluarganya, menceritakan tentang suami dan masalah-masalah lain," ungkapnya.
Baca Juga : Ribuan Purnawirawan TNI AL Berharap Bisa Kembangkan Potensi Diri dengan Dukung MA
Karena sudah mulai ada hal yang tidak wajar, AG menceritakan pada istrinya bahwa ada wali murid yang berlaku tidak semestinya. "Jadi istri saya sudah tahu bagaimana saya, meski banyak chat ke saya namun saya tak melayani. Bahkan saya merasa sangat terganggu," paparnya.
Mungkin karena kecewa, YS kemudian sakit hati dan mengadukan masalahnya ke dinas dengan didampingi LSM Bintara. "Istilahnya memang saya tak pernah menganggap, jadi jika di media menuduh saya pernah berbuat asusila di kelas dan lainnya itu sama sekali tidak benar," terang AG.
Meski telah difitnah sedemikian rupa, AG masih menunggu proses yang terjadi di dinas. Dirinya yakin tak akan ada bukti apapun yang bisa disampaikan YS atas apa yang dituduhkan selama ini. "Karena memang saya sudah bilang ke dia, tolong jangan terus mengejar karena saya tidak mencintainya. Saya punya keluarga dan saya guru yang harus bisa menjaga etika," imbuhnya.
Hingga kini, AG tak pernah menemui YS untuk menyelesaikan masalah yang diumbar ke publik. Dirinya masih menghormati dinas yang menaunginya untuk melakukan klarifikasi terkait masalahnya.
Seperti diketahui, AG diadukan oleh YS melalui LSM Bintara lantaran telah mengingkari janji untuk menikahinya. Karena kesal, YS bahkan mengatakan bahwa dirinya bersama AG melakukan hubungan layaknya suami istri termasuk beberapa kali di ruang kelas.
Kasus ini masih bergulir di Disdikpora, belum diputuskan apa hasil klarifikasi dan sanksi terhadap terduga pelaku yang merupakan seorang guru ini.