Kota Malang sejatinya telah siap untuk segera merealisasikan sekolah tatap muka di masa new normal atau adaptasi tatanan kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19.
Bahkan, segala fasilitas penunjang yang harus disediakan sebagai protokol kesehatan dinilai juga telah siap. Mulai dari thermo gun sebanyak 4.000 alat, wastafel atau area tempat cuci tangan, hingga kondisi sekolah juga telah dipastikan selalu dilakukan disinfektan untuk sterilisasi.
Baca Juga : Kick Off Satu Rekening Satu Pelajar, Khofifah: Timingnya Tetap Relevan
"Sudah kita siapkan semua, untuk thermo gun sudah, semuanya ada 4.000, wastafel juga sudah. Prosesnya sudah Jalan. Wastafel yang selama ini sudah ada, juga ada penambahan. Dilakukan penyemprotan disinfektan juga sudah. Insyallah kita siap (untuk sekolah tatap muka)," ujar Wali Kota Malang Sutiaji saat ditemui di Balai Kota Malang, Jumat (2/10/2020).
Lantas kapan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berani mengambil langkah untuk segera memperbolehkan sekolah tatap muka?
Sutiaji menyebut, hal itu masih akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di setiap wilayah. Ketika memang dinilai telah memenuhi syarat maka bukan tidak mungkin sekolah tatap muka akan direalisasikan.
Namun, tetap dengan pembatasan yang ketat. Dengan jumlah siswa yang masuk ke dalam kelas dibagi separuhnya saja, dan jam pembelajaran yang juga dikurangi.
"Yang tahu kesiapan wilayah itu Diknas (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang). Kalau dinasnya sudah siap ya tinggal kita lihat nanti dengan Satgas, kalau sudah siap, sudah sesuai ya sudah (bisa direalisasikan untuk sekolah tatap muka). Cuma tetap kelasnya separo-separo, jam belajarnya nanti dibatasi itu," imbuhnya.
Baca Juga : Penuhi Panggilan Dinas, Oknum Guru Tulungagung Bantah Setubuhi Istri TKI Taiwan di Kelas
Ketika disinggung mengenai status zona kewilayahan akibat Covid-19 harus di zona kuning, Sutiaji mengatakan jika hal itu bukan menjadi patokan. Sebab, Kota Malang yang saat ini berstatus zona orange merupakan akumulasi data keseluruhan kasus di semua wilayah.
Tetapi, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah situasional dari guru atau pengajar di sekolah itu sendiri. Apakah dari tempat yang berzona dengan kasus Covid-19 yang tinggi atau tidak.
"Sekarang zona orange saja sebenarnya bisa. Ini kan akumulatif, di Wonokoyo itu sudah bisa aslinya karena sudah hijau. Lha tentu guru-gurunya ini juga harus benar-benar sehat. Di wilayah itu (sekolah) hijau, tapi gurunya itu nanti dari wilayah merah, ini nanti yang harus diperhatikan. Kesiapan sudah, nanti kita klarifikasi dengan Satgas baru bisa dijalankan tidaknya," tandasnya.