Meski belum membuka opsi untuk menutup objek wisata, namun Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Malang terpantau sudah mempersiapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) khusus, guna mengantisipasi jika potensi tsunami terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Malang.
”Sudah ada beberapa SOP yang kami siapkan, selain itu kami juga akan lebih aktif untuk woro-woro kepada pengelola dan pengunjung wisata. Termasuk sosialisasi agar lebih berhati-hati apabila hendak menuju pantai. Apalagi sudah ada isu dari BMKG seperti itu (tsunami),” terang Kadisparbud (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara.
Baca Juga : Banyuwangi Kini Miliki Dermaga Yacth Internasional
Ketika dikonfirmasi Rabu (30/9/2020) petang, pejabat OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang akrab disapa Made ini, menjelaskan jika salah satu SOP yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya tsunami itu, di antaranya adalah pemasangan bendera khusus.
”Nanti akan ada bendera merah hingga bendera hijau yang akan dipasang. Kita (Disparbud) sudah menekankan kepada pengelola wisata pantai, untuk memasang itu (bendera),” ungkap Made.
Menurutnya, pemasangan bendera beragam warna itu ditujukan agar meminimalisir gelombang tinggi yang dapat membahayakan pengunjung. ”Kalau bendera merah itu batas yang tidak boleh dilanggar. Kalau (bendera) kuning tandanya harus waspada, sedangkan bendera hijau itu lokasi yang diperbolehkan bagi wisatawan yang ingin bermain air di pantai,” terang Made.
Selain berguna untuk peringatan dini terjadinya tsunami, bendera khusus itu juga bertujuan untuk mencegah wisatawan terseret ombak besar saat cuaca sedang buruk. ”Setiap tahun kalau musim penghujan seperti ini, kita sudah harus bersiap dengan cuaca buruk. Apalagi mendekatai tahun baru, kita sudah mulai mengimbau kepada pengelola untuk lebih waspada,” tutur Made.
Baca Juga : Bupati Sanusi Launching Lembah Indah Malang, Akan Permudah Izin Bagi Investor
Selain memasang bendera khusus, lanjut Made, beberapa SOP yang disiapkan untuk mengantisipasi saat terjadi tsunami tersebut, adalah pemasangan rambu dan jalur evakuasi.
”Iya, kita tekankan juga seperti itu (pemasangan rambu dan jalur evakuasi, red). Kami akan berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Malang) untuk mempersiapkan SOP-nya. Termasuk pembelajaran terkait cara evakuasi dan mitigasi saat bencana terjadi,” pungkasnya.