Belakangan ini, klaster Covid-19 di pondok pesantren (Ponpes) cukup menyeruak di Jawa Timur. Teranyar, pondok pesantren Al Izzah International Boarding School di Kota Batu yang sejumlah 31 dari santri dan pengurus terjangkit Covid-19.
Meski di Kota Malang belum ada indikasi itu, namun langkah antisipasi untuk menekan angka kasus agar tak ada penyebaran klaster baru di lingkungan pondok pesantren dengan sigap dilakukan.
Baca Juga : Pelayanan di Tengah Pendemi Covid-19, Satlantas Polres Malang Launching B'DIL
Juru Bicara Gugus Satgas Covid-19, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menyatakan koordinasi langsung dilakukan di lintas sektor. Seperti, wilayah kecamatan, kelurahan hingga tingkat puskesmas untuk memberikan pemantauan dan pengawasan akan hal tersebut.
"Intinya kita berkoordinasi dengan wilayah, pak camat, pak lurah, kepala puskesmas. Masing-masing itu punya wilayah dan punya pondok pesantren. Mereka kita minta tetap bisa memantau kegiatan pondok pesantren di wilayahnya. Sehingga jangan sampai nanti ada klaster baru disana," ujarnya, Selasa (22/9/2020).
Menurut Husnul, meski wilayah pondok pesantren itu banyak diisi oleh santri namun yang perlu juga menjadi perhatian yakni mobilitas dari para pengasuh. Sebab, mereka yang lebih sering keluar masuk area pondok dibandingkan para muridnya.
Karenanya, melalui sinergitas lintas sektor ini diharapkan upaya pencegahan bisa diperketat. Seperti melakukan Screening awal secara bertahap bagi pengasuh yang berada di area pondok pesantren.
"Yang perlu perhatian adalah ustaz dan ustazahnya, yang keluar masuk ke pesantren untuk ngajar itu. Kami sampaikan untuk disikapi bagaimana memitigasi, meminimalisir atau paling tidak ada pemeriksaan yang bertahap berkelanjutanlah. Mungkin sebulan sekali, atau 2 bulan sekali dilakukan Screening," imbuhnya.
Saat ini untuk di Kota Malang yang secara resmi telah mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk beroperasional yakni Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah, Jl KH Malik Dalam, Kedungkandang. Itupun, telah dipastikan segala aktivitasnya sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Baca Juga : Pabrik Aqua di Sukabumi Ikut Terendam Banjir Bandang hingga Trending, Begini Kondisinya
"Artinya pembelajaran tatap muka, karena pagi belajar, siang malamnya sudah ada di pondok pesantren. Tentu dengan protokol kesehatan dan pembatasan, itu sampai sekarang masih. Untuk yang lain kita belum mendapat laporan," jelasnya.
Lebih jauh, Wali Kota Malang Sutiaji menambahkan pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan salah satu organisasi keislaman yang membawahi beberapa pondok pesantren.
Seperti, RMI (Rabithah Ma'ahid Islamiyah) yang diharapkan juga meningkatkan kewaspadaan di lingkup area pondok pesantren yang dinaunginya. Termasuk meminta untuk pondok pesantren di Kota Malang menerapkan Treatement pemberian prebiotik sebagai salah satu cara meningkatkan imunitas tubuh, baik bagi pengelola maupun santrinya.
"Kami langsung komunikasi dengan RMI, itu saya untuk saling mewaspadai. Juga melakukan Treatment-Treatment. Nanti, bersama dengan Dinas Kesehatan kami juga terus akan menguatkan melalui Satgas masing-masing perguruan tinggi," terangnya.