Sebagian besar umat muslim tentu pernah mendengar buah khuldi yang dimakan Nabi Adam dan istrinya, Hawa saat berada di surga. Beberapa mengatakan jika buah tersebut menjadi penyebab Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.
Namun tahukah kalian, argumen yang menyatakan jika Nabi Adam diturunkan lantaran memakan buah terlarang itu disangkal oleh beberapa ulama.
Baca Juga : Abu Jahal Akui Ajaran Rasulullah, Ingkar Gara-Gara Persaingan Suku
Salah satunya Ustadz Khalid Basalamah, yang menegaskan jika peristiwa Nabi Adam memakan buah terlarang itu bukan menjadi alasan Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.
Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam HR Bukhari Muslim. Dalam riwayat itu disebutkan jika Nabi Adam dan Nabi Musa pernah beradu argumentasi. Namun belum diketahui apakah di zaman Nabi Musa atau di alam lain.
Ketika itu Nabi Musa berkata, “Hai Adam, engkau adalah bapak kami, engkau telah menyia-nyiakan kami dan telah mengeluarkan kami dari surga.” Seakan Nabi Musa berkata jika Nabi Adam tak memakan buah yang dilarang, maka semua manusia akan tetap di surga.
Maka Adam berkata, “Engkau adalah Musa, dan Allah telah memilihmu dengan firman-Nya dan dia telah menuliskan taurat untukmu dengan tangannya. Apakah engkau mencela atas suatu perkara yang telah Allah tetapkan atau takdirkan terhadapku 40 tahun sebelum Allah menciptakanku.”
"Maka Nabi Adam mengalahkan argumen Nabi Musa," Rasulullah SAW mengatakan hal itu sampai tiga kali.
Nabi Adam sebagaimana hadits tersebut menegaskan jika Allah telah menciptakan bumi. Kemudian Nabi Adam diturunkan untuk bumi. Tapi sebelum ke bumi, Nabi Adam ditinggalkan di surga terlebih dulu.
Baca Juga : Giatkan Pemberdayaan Mualaf di Lumajang, Lazizmu Senduro Maksimalkan Dana Donasi
Namun di dalam Al-Qur'an memang ditegaskan jika Nabi Adam saat itu telah melakukan sebuah dosa, karena mendengarkan bisikan setan dan Iblis. Sehingga melakukan sebuah tindakan sesuai dengan yang diinginkan iblis, dan menistakan kekuasaan Allah SWT.
Setelah kejadian itu, Nabi Adam memang diturunkan ke bumi atas ketentuan Allah SWT. Sementara setelah memakan buah terlarang tersebut, Nabi Adam telah dimaafkan oleh Allah SWT.
Maka kejadian Nabi Adam memakan buah terlarang itu bukan menjadi penyebab Nabi Adam diturunkan ke bumi. Melainkan memang sebuah ketentuan yang ditulis oleh Allah SWT sebelum Nabi Adam diturunkan.
"Bumi bukanlah sebuah tempat hukuman bagi manusia. Sehingga tidak benar jika menyebut Nabi Adam sebagai penyebab manusia diturunkan ke bumi," terang Ustadz Khalid Basalamah.