Lumbung pangan Jatim terus berinovasi agar bisa menjangkau lebih luas masyarakat dalam memperoleh sembako yang murah dan di bawah harga pasar.
Terbaru, Lumbung pangan Jatim menggandeng BUMDesa di sejumlah kabupaten untuk lebih mendorong tumbuhnya ekonomi di perdesaan.
Baca Juga : Sepi, Swalayan Ikan Kota Malang Akan Dijadikan Galeri Pameran
Dengan sistem menggandeng BUMDesa, maka selain masyarakat mendapatkan akses sembako murah dan melimpah juga mendapatkan keuntungan dari setiap pembelanjaan sembako lumbung pangan yang dipasarkan melalui BUMDesa.
Sistem yang digunakan dalam integrasi lumbung pangan, BUMDesa mengambil peran sebagai pihak yang ikut memasarkan produk Lumbung Pangan atau sebagai dropshipper.
BUMDesa bukan sebagai gudang melainkan Lumbung Pangan Jatim akan mengirimkan paket sembako sesuai dengan pembelian dari masyarakat di daerah tersebut.
"Ini menjadi langkah inovasi dari Lumbung Pangan Jatim untuk bisa memperluas manfaat ekonomi. Bukan hanya masyarakat yang dapat untung namun BUMDesa juga bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang nantinya bisa digunakan untuk memajukan BUMDesa nya masing-masing," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (16/9/2020) di Gedung Negara Grahadi.
Dalam pelaksanaannya, BUMDesa berperan sebagai dropshipper sekaligus agen PT Pos. Setiap masyarakat yang membeli paket sembako, Lumbung Pangan Jatim akan mengirimkan langsung ke BUMDesa melalui PT Pos dengan gratis ongkir. Setiap paket sembako yang berhasil dipasarkan, BUMDesa akan mendapatkan keuntungan Rp 5.000 per paket sembako.
Selain itu juga ada tambahan bila akumulasi penjualan oleh BUMDesa dalam sebulan diatas 1.000 pemesanan, maka Lumbung Pangan Jatim akan memberikan tambahan Rp 1,2 juta pada BUMDesa. Dan jika pemesanan lebih dari 1.500 per bulan, akan mendapatkan tambahan Rp 3 juta dari Lumbung Pangan Jatim.
"Yang belanja tetap dapat sembako murah karena harga yang dipasarkan BUMDesa sama dengan harga di outlet, website, maupun aplikasi. Ongkirnya juga tetap gratis, dan tetap bisa COD," tegas Khofifah.
Layanan menggandeng BUMDesa ini sejatinya juga disebabkan Pemprov Jatim ingin menjangkau masyarakat perdesaan yang belum terbiasa menggunakan gadget. Sehingga mereka tetap bisa mengakses layanan sembako murah Lumbung Pangan Jatim.
Lebih lanjut penanggung jawab Lumbung Pangan Jatim Erlangga Satriagung, menyebutkan sistem integrasi BUMDesa ini sudah diuji coba di lima kabupaten. Yaitu di Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto. Dan ternyata antusiasme masyarakat belanja lewat BUMDesa cukup besar.
Baca Juga : Pengurus APTI Kabupaten Blitar Dikukuhkan, Komitmen Kembalikan Kejayaan Tembakau Blitar
"Dari uji coba yang kami lakukan sejak akhir Agustus kemarin, di lima kabupaten dengan 16 BUMDesa sudah ada 259 transaksi dengan total transaksi Rp 28,1 juta. Dari sini kita menganalisa bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi dan akan positif dalam mengembangkan BUMDesa," papar Erlangga.
Dengan membeli sembako murah Lumbung Pangan di BUMDesa, masyarakat bisa dapat harga sembako di bawah harga pasar. Bisa belanja dengan mengisi google form saja tanpa keluar rumah, pembayaran dilakukan di tempat (COD), dan juga mendapatkan masker gratis dari Lumbung Pangan.
Ke depan, Lumbung Pangan Jatim siap memperluas sasaran integrasi dengan BUMDesa, mengingat sudah banyak yang memiliki usaha toko dan menjadi agenpos.
Per September 2020 sudah ada 62 BUMDesa di Jatim yang memiliki usaha toko dan menjadi agen pos. Mereka menjadi sasaran yang siap untuk diajak integrasi perluasan layanan sembako murah Lumbung Pangan Jatim.
"Target kita adalah 523 BUMDesa yang memiliki usaha toko di Jatim bisa kita integrasikan. Sehingga akan mendekatkan layanan sembako murah gratis ongkir pada masyarakat di pedesaan," pungkas Erlangga.