Keluhan warga Gang VIII Jl Kimangunsarkoro atau Gang Sentono Bendo Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, yang menyoal bau menyengat dari selokan yang baru dibangun direspon pihak terkait. Menurut penuturan Kepala Desa Beji melalui Sekretaris Desa M. Taslimur Rafiq, mengatakan telah menyelesaikan masalah itu dengan jalan musyawarah.
"Masalah itu telah kita selesaiakan dengan musyawarah di desa. Baik dari tokoh lingkungan dan warga yang terdampak serta pihak pabrik termasuk dari dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga kita hadirkan," kata Taslim, Rabu (09/09/2020).
Baca Juga : Angka Positif Covid Tak Bertambah, 17 Malah Sembuh di Kota Batu
Musyawarah sendiri, lanjut Taslim, dilaksanakan pada Senin (7/9/2020) lalu dan menghasilkan kesepakatan antara pabrik bihun dan perwakilan warga.
"Tepatnya di pembuangan yang tersalur ke got ini pabrik bersedia membuat bak kontrol yang dapat dibuka. Jika terjadi bau, bak kontrol itu dapat dicek. Apakah benar bahwa bau atau limbah yang mengalir ke selokan merupakan dari pabrik atau dari tempat lain," ungkapnya.
Dijelaskan Taslim, got atau selokan yang belum lama dibangun ini memang didanai oleh pabrik bihun dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR). "Sebelum dibangun, perwakilan warga juga telah kita undang untuk sosialisasi. Setelah selesai dibangun baru diserahkan ke desa," paparnya.
Pemerintah Desa memahami setiap keluhan warga terkait bau menyengat dari dalam got itu. Selain telah menyampaikan agar dibersihkan dengan disiram air, menurut Taslim pihak pabrik juga sangat terbuka terhadap permasalahan itu.
"Pihak pabrik berjanji untuk terbuka, warga di sana bisa langsung datang dan jika ada keluhan lagi akan langsung segera ditangani," ungkapnya.
Baca Juga : Angka Positif Covid Tak Bertambah, 17 Malah Sembuh di Kota Batu
Seperti diketahui, setelah sekitar dua minggu saluran pembuangan (got) di Desa Beji selesai dibangun. Warga yang lewat lintasan got merasa tidak nyaman. Hal itu terjadi karena bau yang ditimbulkan semakin hari makin menyengat. Bau got yang tidak wajar itu, menurut warga diduga karena adanya limbah dari pabrik mie (bihun) yang berada tak jauh dari pemukiman.
Setelah ditelusuri, saluran atau selokan itu tersambung langsung ke pabrik. Menurut warga, seharusnya yang dibuang ke saluran adalah limbah cair yang sudah melalui proses Instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Namun, karena bau sangat menyengat, warga pun meragukan kelayakan teknologi dan izinnya.