Pandemi covid-19 telah berpengaruh cukup signifikan pada roda perekonomian di Kota Malang. Tanpa kecuali sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Meski tetap bertahan di tengah badai, setidaknya 20 persen UMKM di Kota Pendidikan ini mengalami mati suri lantaran pandemi covid-19.
Kasi Pengembangan dan Penguatan Usaha Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Asih Siswanti menjelaskan, di Kota Malang tercatat ada sekitar delapan ribu UMKM.
Baca Juga : Terdampak Covid-19, Simpan Pinjam Koperasi di Kabupaten Malang Turun 30 Persen
Selama pandemi covid-19, 20 persen di antaranya atau sekitar 1.600 UMKM mengalami mati suri dan tak bisa berproduksi atau menjalankan bisnisnya. Kondisi Itu terjadi selama Maret hingga awal September ini.
"Paling banyak yang terdampak Itu tekstil dan fashion," katanya.
Keluhan yang disampaikan dari para pelaku UMKM menurutnya adalah lantaran tidak adanya pembeli. Terutama karena imbas diberlakukannya kebijakan pencegahan covid-19 selama Mei hingga Juli lalu. Mulai dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga aturan jam operasional.
Meski begitu, pelaku UMKM di Kota Malang memilih bertahan dengan kondisi yang ada. Tak sedikit yang kemudian memilih memproduksi masker hingga face shield untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Sedangkan sektor makanan dan minuman (mamin) menurutnya tetap bertahan dengan usahanya selama pandemi covid-19. Meski begitu, omset yang didapatkan mengalami penurunan cukup signifikan.
Baca Juga : YBM-BRI Kanwil Malang Launching PKUR dan BUPD di Bondowoso
"Kalau secara umum penurunan omset UMKM sekitar 70 persen," imbuhnya.
Sehingga pihaknya mendorong agar pelaku UMKM yang terdampak covid-19 segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan oleh pemerintah pusat. Karena pendaftaran masih dibuka hingga 16 September 2020 mendatang.