Kabupaten Jember masih belum terbebas dari keberadaan lansia telantar. Mereka rata-rata hidup di bawah garis kemiskinan dan membutuhkan uluran tangan warga sekitarnya untuk hidup.
Kepedulian terhadap sesama, terutama dalam menghadapi wabah pandemi Covid-19, rasa peduli dan juga saling memperhatikan, harus ditumbuhkan di tengah-tengah masyarakat. Hal ini disampaikan Bupati Jember dr. Faida MMR saat menyambangi rumah warga miskin di Desa Plalangan Kalisat Jember dan menyerahkan bantuan.
Baca Juga : Dewan Banyuwangi Minta Eksekutif Optimalkan Setoran PAD di Sisa Tahun Anggaran
“Semua harus saling memerhatikan, dan ini harus. Khususnya, dalam kondisi Covid-19, semua orang dalam kondisi yang susah. Perlu menoleh kanan dan kiri untuk membantu sesama,” ujar Faida.
Perempuan ini juga mengapresiasi kepedulian warga Jember, karena sukarela melaporkan kondisi tetangganya yang membutuhkan bantuan, memerlukan sentuhan pemerintah.
“Saya menerima banyak laporan dari masyarakat, juga WA dari warga yang melaporkan. Ini adalah bentuk kepedulian kepada tetangga,” terang Faida di Desa Plalangan Kalisat.
Menurutnya, warga yang peduli itu sama artinya membantu Pemerintah Kabupaten Jember. Penyaluran bantuan di Desa Plalangan itu bagian dari perhatian yang diberikan pemerintah, setelah mendapatkan laporan dari masyarakat.
Faida turun sendiri menyerahkan bantuan itu untuk mencatat keperluan warga yang membutuhkan. “Dengan turun ke lapangan, laporan masyarakat dapat teratasi,” imbuhnya.
Di samping itu, dengan turun ke lapangan, dijumpai hal yang tidak terlaporkan sebelumnya. Seperti warga yang memerlukan bantuan itu ternyata sakit terbaring di tempat tidur. Tidak hanya butuh bantuan materi, tetapi perlu juga dibawa ke rumah sakit untuk berobat lebih lanjut.
Hal lain juga ditemuinya. Ada anggota keluarga dengan kebutuhan khusus yang belum tercatat di kartu keluarga, sehingga tidak terdaftar juga dalam BPJS Kesehatan.
Baca Juga : Bupati Lumajang: Guru Sambang, Langkah Paling Memungkinkan Dilakukan Saat Ini
Ada pula lansia dengan rumah yang tidak layak serta lansia yang hidup seorang diri. Temuan di lapangan itu didata untuk diberikan bantuan yang sesuai.
Untuk bantuan rehab rumah tidak layak huni (RTLH), Bupati Faida menyebut tahun 2020 ada sekitar 5.500 RTLH yang sudah terselesaikan.
Karena kondisi Covid-19, sementara ditunda hingga tahun 2021. Meski demikian, akan dibangun beberapa. Bagi yang sangat parah. “50-100 rumah didahulukan dibantu, semua ini adalah ikhtiar. Gerakan gotong royong yang sudah menjadi akar budaya bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia senang membantu satu dengan yang lain,” pungkasnya. (*)