Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Malang mendukung penuh adanya Festival Mbois yang digelar Malang Creative Fusion (MCF)dengan Dewan Kesenian Malang (DKM). Hal itu dianggap bisa mewujudkan suatu perkembangan ekonomi di bidang seni dan budaya meski saat ini masih diterpa wabah Covid-19.
Festival Mbois Kelima memunculkan satu kolaborasi yang bagus antara seniman dan budayawan Kota Malang. Namun di masa pandemi Covid-19 ini mereka salah satu orang yang terdampak karena turunnya daya beli dari masyarakat.
Baca Juga : Sri Mulyani Beberkan Tanda-Tanda Indonesia akan Resesi, Apa Saja?
Dalam hal ini, Bank Indonesia memang menjadi leading sektor membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terutama pada masa pandemi yang sejauh ini belum ada tanda-tanda akan usai.
Setelah melihat pameran art book yang ada di Dewan Kesenian Malang (DKM) bersama MCF, kepala Kpw BI Malang Azka Subhan mengatakan bahwa dari kegiatan tersebut bisa hidup perekonomian dari seniman ataupun budayawan yang ada di Kota Malang.
"Kaitannya Bank Indonesia bertugas setelah upaya pemerintah dalam aspek kesehatan, bagaimana mengelola penularan Covid-19 dan yang lain-lainnya, dan bagaimana yang terinfeksi bisa sembuh. Tapi ada sisi lain ini karena ada pembatasan tidak boleh kemana-mana, ada sisi ekonomi yang terdampak. Maka nya tugas kita mulai dari secara nasional, secara daerah itu pemulihan ekonomi. Nah pemulihan ekonomi yang gimana, yaitu pemulihan ekonomi dalam situasi ada istilah new normal, ada istilah new life style dari kami mulai adaptasi kebiasaan baru," tutur Azka.
Menurut Azka, masyarakat bisa belajar dari seniman karena meski di masa pandemi seperti ini karya seni tetap bisa dibuat. Hal itu karena ada sisi yang dilihat seniman dari sebuah kondisi terendah menjadi keuntungan yang bisa dimanfaatkan sehingga berdampak kepada perekonomiannya.
Baca Juga : Nikmati Promo Diskon sampai 10% di Perumahan Taman Tirta sebelum Agustus Berakhir
"Intinya di situasi ini kita harus bisa kreatif or die. Jadi bagaimana kita berupaya sekuat mungkin untuk beradaptasi dengan situasi yang baru. Kita bisa kok pameran pakai daring, pakai virtual, kita harus kreatif. Seminar webinar sampai mata saya sakit itu mengikuti seminar. Tapi ya begitu caranya kita beradaptasi. Itu kenapa Bank Indonesia tadi konteksnya di pemulihan ekonomi, kemudian satu ini melalui jalur seni budaya kemudian banyak yang jalur lain-lain, ujung-ujungnya juga ekonomi," ungkapnya.