Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Begini Cara Mafia Ikan Bekerja, Pembudidaya Gurami di Tulungagung Harus Waspada

Penulis : Anang Basso - Editor : A Yahya

21 - Aug - 2020, 14:25

Placeholder
Ikan Gurami Yang Siap Panen / Foto : Istimewa / Tulungagung TIMES

Selain memainkan harga, mafia ikan gurami di Tulungagung sering memperdaya pembudidaya untuk mencari keuntungan yang besar. Setidaknya ada lima motif cari untung para mafia sebagaimana diungkapkan pembudidaya ikan gurami berdasarkan pengalaman mereka.

Lima modus operasi yang dilakukan pertama adalah tidak mau memasang harga di media sosial. Hal ini dikarenakan mereka takut jika ketahuan adanya margin harga terlalu jauh, pedagang luar kota akan masuk.

Baca Juga : Netizen Rame-Rame Ungkap Keresahan Permainan Mafia Gurami di Tulungagung

"Tidak ada yang terang-terangan berani posting harga di media sosial. Mayoritas minta komunikasi melalui inbox atau massanger," kata Imam Syaifudin pembudidaya ikan Gurami di wilayah Kecamatan Ngunut, Jumat (21/08/2020).

Setelah berhasil kontak pribadi (japri) antara pedagang dan pembudidaya dan terjadi kesepakatan maka ikan gurami yang telah siap lalu dijaring dan diangkat siap dipasarkan. "Nah, modus kedua mafia ini akan menyeleksi ukuran ikan. Ukuran 4, 5 dan 6 ons diambil dulu dan diberikan harga sesuai kesepakatan," tambahnya.

Setelah modus kedua berhasil, sisa ikan dengan alasan terlalu besar dan terlalu kecil yang ditinggal di kolam ini tidak diambil dalam jangka waktu tertentu. "Pembudidaya akhirnya panik dan minta sisa ikan di kolam diambil, maka modus ketiga mereka akan membeli ikan tapi dengan harga yang seenaknya dengan berbagai alasan," tambahnya.

Tak berhenti di situ, jika pembudidaya tidak menunggu saat penimbangan para mafia akan melakukan modus keempat yakni mencuri berat timbangan. "Ini sangat sering terjadi, makanya pembudidaya harus menunggu dan memelototi timbangan. Jika tidak, banyak antara hitungan pakan yang keluar dengan bobot jauh marginnya," papar Imam.

Yang terakhir, pedagang ikan sering membayar entah semua atau sebagian ikan yang dibawa dengan meminta waktu sekian hari. "Sering bilang tempo satu kiriman atau seminggu, namun setelah jatuh waktu yang disepakati ternyata tidak dibayar, istilahnya pedagang modal janji," ungkapnya.

Baca Juga : Mafia Gurami Mainkan Harga, Aspigrata Minta Pemerintah Turun Tangan

Akibatnya, pembudidaya harus bolak balik datang ke pedagang untuk meminta hak atas ikan yang telah dibawa. "Bahkan, banyak sekali tidak terbayar atau hanya dibayar sebagian saja," cerita Imam.

Dirinya meminta para pembudidaya kompak dan bersatu untuk waspada terhadap praktek mafia yang selalu tidak memikirkan kesusahan orang lain. "Kami harap, masyarakat jangan dirugikan pedagang yang hanya untuk memperkaya diri sendiri. Semua saling berkaitan, saya minta satu sama lain saling menghargai," jelasnya.

Selain lima modus pedagang ikan gurami yang sering membuat pembudidaya rugi, keamanan kolam juga menjadi momok atau ancaman. Sering dilaporkan, ikan gurami milik warga yang tidak dijaga tiba-tiba dijaring pencuri saat sudah siap panen. 


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

A Yahya