Kota Batu dikenal sebagai tempat wisata dengan beragam edukasi yang ditawarkan. Terbaru, telah diresmikan Taman Sains Pertanian (TSP)Jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo.
TSP Jeruk ini langsung diresmikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Jumat (14/8/2020).
Baca Juga : Dinas Pariwisata Kota Batu Geber Sarpras di Sendratari Kelurahan Sisir
Peresmian itu ditandai dengan ditandatanganinya prasasti di TSP Jeruk. Usai tandatangan, Syahrul berkesempatan untuk meninjau langsung TSP Jeruk. Mulai dari dikenalkannya beragam olahan produk jeruk, yakni yogurt, ice cream, dan sebagainya.
Yang cukup membuatnya penasaran saat berada di sana adalah ruangan yang proses pengolahan jeruk. Ia pun melihat prosesnya satu per satu.
Mulai dari cara mengolah jeruk pasca panen, hingga mencoba membuat kue dari olahan jeruk. Syahrul mengatakan, TSP Jeruk Balitjestro hadir untuk mempercepat hilirisasi produk dan hasil penelitian Balitbangtan, khususnya untuk komoditas jeruk dan buah subtropika.
“TSP Jeruk hadir untuk mempercepat buah Indonesia sebagai subtitusi impor. Sehingga ke depan, dengan adanya tren konsumsi buah jeruk di Indonesia yang semakin meningkat, yaitu tahun 2020 ini berada di angka 4 kilogram perkapita, dapat dipenuhi dengan produk petani jeruk Indonesia,” ucapnya.
Lingkup kegiatan TSP Jeruk diantaranya, pelatihan dan pemagangan, inkubasi bisnis, percontohan, kerjasama bisnis dan wisata edukasi. TSP Jeruk terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu Perbenihan, on Farm dan Pascapanen.
Inovasi yang dikembangkan perbenihan yaitu teknologi produksi jeruk bebas penyakit yang dikembangkan di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Punten dan IP2TP Tlekung, screen house (shade house) dan laboratorium.
Pada kegiatan on farm yang dikembangkan adalah teknologi jeruk sitara, bujangseta dan organik. Sedangkan kegiatan pascapanen yang dikembangkan yaitu packing house operation dan aneka produk olahan jeruk pangan dan non pangan.
Sementara itu Kepala Balitjestro Harwanto menambahkan, produk unggulan TSP Jeruk di perbenihan yakni benih sumber jeruk bebas penyakit sebanyak 39 ribu yang sudah beredar di 26 provinsi. Benih sebar jeruk sebanyak 15 juta di 30 provinsi yang setara dengan 39 hektare atau 69 persen dari total luas area panen jeruk nasional.
Baca Juga : Jalan Tembus ke Paralayang Bakal Digarap Tahun Ini, Siapkan Tambahan Dana di PAK
“TSP Jeruk Balitjestro menjadi rujukan utama pengembangan jeruk nasional. Sedangkan produk TSP Jeruk di on farm yaitu Pupuk Biojestro yang formulasi bahan pupuknya bersumber dari bahan organik dan mineral alami yang berkualitas serta diperkaya dengan mikroba fungsional yang menguntungkan,” terangnya.
Biojestro adalah pupuk ramah lingkungan yang diformulasi sesuai dengan kebutuhan tanaman jeruk. Dengan tanaman jeruk yang sehat, diharapkan daya saing jeruk Indonesia akan meningkat.
“Sedangkan produk pascapanen yang siap edar yaitu Jestrofreh, JestroCare, Jestro Hand Gel Sanitizer, Jestro Wingko Jeruk, Jestro Yogurt, Jestro Manisan Jeruk, Jestro Minuman Serbuk Jeruk, Jestro Clean,”
Lalu ada Jestro Soap, Jestro Aroma Terapi, Jestro Keripik, Jestro Selai, Jestro Marmalade, dll. Untuk minuman cair masih dalam proses pengajuan izin edar Badan POM, sedangkan 11 produk kering telah mendapatkan izin edar PIRT.