Bupati Malang HM. Sanusi berjanji tidak akan mengulangi aksi dangdutan dengan iringan musik elekton. Pasalnya, gara-gara itu, Sanusi menuai banyak sorotan. Bahkan, Satgas Covid-19 Pusat ikut mengkritik bupati yang mencalonkan lagi di pilkada Kabupaten Malang 2020 itu.
Aksi dangdutan itu terjadi Rabu (5/8/2020) malam, di sela-sela launching tim pemenangan pasangan Sanusi-Didik Gatot Subroto (SanDi) di Kepanjen. Kala itu, Sanusi menyanyi bersama dua biduanita.
Baca Juga : Bupati Malang Dangdutan, Peneliti Sebut Dalih dan Pembenaran Sanusi Justru Jadi Bola Liar
Aksi tersebut kemudian viral di media sosial. MalangTIMES juga media pertama yang menyoroti kasus tersebut. Masyarakat mengkritik Sanusi dengan menganggap abai protokol kesehatan covid-19 karena tidak menjaga jarak (physical distancing). Acara itu juga mengundang banyak orang.
Padahal, selama ini Sanusi kerap mengimbau warga agar taat protokol kesehatan covid. Bahkan, di Kabupaten Malang belum keluar izin untuk memggelar pesta atau acara yang mengundang banyak massa.
"Perbuatan etika kalau dianggap salah, ya ndak usah diulangi dan tidak mengerjakan lagi," katanya setelah rapat paripurna di gedung DPRD Kabupaten Malang, Selasa (11/8/2020).
Meski merasa kapok, Sanusi minta seluruh masyarakat, utamanya yang mengkritik dirinya, agar melihat acara tersebut secara utuh dan tidak sepotong-sepotong. Terlebih lagi Sanusi mengharapkan bahwa kejadian tersebut tidak dikemas secara politis. "Melihat secara utuh dan saya berharap tidak dikemas dalam kepentingan politik," ucapnya.
Menurut Sanusi, saat itu di akhir acara launching tim pemenangan, ada beberapa rekannya yang meminta Sanusi untuk bernyanyi dangdut. "Saya hanya menyenangkan," kilah politisi PDI Perjuangan ini.
Alasan rekan-rekan Sanusi yang menyuruh untuk mencoba dangdutan lewat elekton tersebut karena masyarakat luas sudah lama rindu acara yang serupa.
Baca Juga : Cari Pembenaran! Bupati Malang Sanusi Ngaku Beri Contoh Acara Dangdutan dan Abaikan Covid
"Karena mereka sudah rindu lama tidak pernah (elektonan). Para player, para penyanyi pentas di panggung itu kan banyak yang mengadu ke saya," ungkapnya.
Hal itu karena sepinya acara dikarenakan sedang adanya pandemi covid-19 yang melanda Indonesia, khususnya Kabupaten Malang. Hal yang paling menyedihkan ketika terdapat keluarga berantakan akibat krisis ekonomi di tengah pandem covid-19.