Rencana Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kabupaten Tulungagung yang akan digelar Selasa 11 Agustus 2020 besok belum bisa berjalan mulus. Hanya tinggal kurang sehari pelaksanaan, konflik di internal partai terjadi.
Sebagai bentuk protes, puluhan kader partai belambang pohon beringin ini mendatangi kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten Tulungagung, Senin (10/08/2020) siang.
Baca Juga : Soal Capres 2024, PA 212: Prabowo Sudah Selesai, Sebut Nama Anies Baswedan
"Yang kita protes adalah pencalonan Asmungi menjadi ketua DPD lagi, sebagian besar kader sudah tidak percaya kepadanya," kata Karwito, koordinator aksi.
Menurutnya, aksi yang dilakukannya adalah bentuk ketidakpercayaan kader atau mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Asmungi, yang selama menjabat dinilai tidak transparan.
Selain itu, DPD dianggap sewenang-wenang atau otoriter tanpa musyawarah dan komunikasi dengan pengurus PK yang lain setiap pengambilan keputusan.
Bentuk otoriternya, lanjut Karwito, Plt (Pelaksana Tugas) DPD yang ditunjuk tidak dikenal dan tidak pernah mengenalkan diri mengajak rapat atau musyawarah.
"Belum ada Muscam sudah menunjuk PLT, secara konstitusi partai sudah salah, harusnya muscam dulu baru ditetapkan," jelasnya.
Selain itu, massa juga menuntut segera diadakan Muscam Luara Biasa, karena sudah lebih 6 bulan terjadi kekosongan jabatan Ketua Pengurus Kecamatan Gondang.
Bentuk otoriter lainnya, menurut Karwito, adalah oemberhentian Ketua PK Sumbergempol yang secara sepihak, tidak ada alasan yang jelas atau tanpa prosedur, dan ia menuntut untuk segera dikembalikan.
Sebagai koordinator, ia berjanji akan mengerahkan massa lebih besar lagi, dan menggalang solidaritas di semua pengurus desa jika tuntutannya tidak ditanggapi oleh Ketua DPD Tulungagung.
Baca Juga : Di Tengah Orasi Bacabup Sanusi, Listrik Mendadak Padam, Ketua Tim Kampanye Sebut Ada Tanda
Sebelum menggruduk Kantor DPD, massa juga sempat mendatangi kantor Kejaksaan Tinggi Tulungagung untuk menanyakan kelanjutan kasus hibah yang pernah menjerat Asmungi tahun 2018 lalu.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Tulungagung, Asmungi mengaku tidak merasa kaget dengan kisruh partainya.
"Saya sudah tau dari semalam, mereka kumpul di mana dan siapa yang datang dan skenario apa saya sudah tau," ujar Asmungi.
Sebagai ketua DPD non aktif, yang sudah memahami psikologi partai, Asmungi paham betul motif gerakan yang dinilainya bernuansa politik.
"Saya paham, ini bermotif politik. Karena paham peta dukungan, jalan satu-satunya melakukan gerakan ini," terangnya.
Meski telah digoyang, Asmungi percaya dirinya masih memperoleh dukungan penuh dari peserta Musda untuk duduk di posisi ketua yang ketiga kalinya.