Setelah sejenak merasa dunia seolah gelap setelah bisa menguasai diri kepanikan Bunda Ratu sedikit berubah tenang justru setelah mendengar pernyataan dokter UGD paru-paru RS Al Huda bahwa dirinya juga dideteksi terkena pnomenia yang berarti dia juga harus menjalani perawatan dan pengobatan di ruang isolasi seperti yang dijalani sang suami.
“Artinya kami bisa berdekatan walaupun hanya bisa mengintip melihat dan saling menyapa dari balik kaca. Saya tahu obat paling mujarab untuk kesembuhan suami adalah kehadiran saya dan tentunya sebaliknya. Mulailah kami berdua berdampingan menjalani perawatan dan pengobatan di ruang isolasi,” ujar Bunda Ratu penuh makna.
Baca Juga : Kisah Bunda Ratu, Suami Dinyatakan Positif Covid-19: Dunia Terasa Gelap
Ia mengaku dalam masa awal di ruang isolai terasa ada beban dalam batin, bagaimana dengan anak cucu dan keluarga di rumah? namun dengan kepasrahan dan keyakinan kuat mereka aman karena menjalankan progam isolasi mandiri di istananya yang asri. Walaupun berada dalam satu komplek, namun jarak kamar yang ditempati dengan ruangan keluarga besarnya kurang lebih 15 meter (jarak kamar tempat isolasi mandiri dengan hunian anak cucu dan keluarga besar).
Namun kekhawatiran, ketakutan rasa was-was yang ada padanya hilang dan menjadi tenang setelah mengetahui hasil rapid test yang dijalani semua anggota keluarganya adalah non reaktif dan hasil swabnyapun negatif.
Bagi Bunda Ratu support dan dukungan dari keluarga dirasakan sangat luar biasa. Kasih sayang, pengertian dan cara memperlakukan dia bersama sang belahan jiwa membuat hatinya tenang dan tenteram dan dirasakan sangat mendukung proses kesembuhan. Dan hal tersebut yang sangat dibutuhkan dalam melewati masa-masa sulit.
Hal yang dia rasakan cukup membantu proses penyembuhan adalah keberadaan orang- orang dekat yang memahami situasi dan kondisi yang ada. Mereka tidak pernah bercerita maupun bertanya kepada kami tentang politik, tidak pernah ribut dengan hiruk pikuknya pilkada. Akan tetapi diam-diam mereka mengambil langkah dan menjalankan program tanpa mengajukan sebuah pertanyaan.
“Saya merasa sangat bersyukur memiliki orang-orang yang baik tulus dan ikhlas. Mereka merupakan sahabat dan kolega lama yang tahu betul karakter saya. Sehingga dalam kondisi seperti saat ini tidak meminta dan menuntut apapun kecuali kesembuhan yang menjadi prioritas,” imbuh Bunda Ratu.
Sosok manusia seperti tersebut di atas lah yang sesungguhnya dia catat dalam memori terdalam termasuk sebagian teman wartawan yang sejatinya mengetahui sosoknya sebagai salah seorang petarung dalam kontestasi Bacabub Banyuwangi mendatang namun tidak pernah sekalipun mereka bertanya bagaimana progres perjuangan yang dilakukan menjelang pendaftaran calon peserta pilkada.
Baca Juga : Malu dengan Temannya, Kedua Kakak Beradik Putus Sekolah dan Memilih Bantu Orang Tua
Dalam penilaian Bunda Ratu secara etika persahabatan dijalani dan apa yang mereka lakukan dinilai mampu membikin dirinya merasa memiliki orang-orang tulus ikhlas dan tidak menganggap sebagai robot yang tidak mempunyai perasaan.
Sehingga bersama sang suami yang dalam kondisi sakit tentunya ada perasaan yang kurang nyaman apabila masih saja ada yang bertanya tentang perkembangan dan dinamika politik. Namun jumlah mereka cuma segelintir sehingga tidak terlalu berpengaruh buruk pada kesehatan dan ketahanan mentalnya.
“Saya bangga memiliki orang-orang baik yang sangat mendukung tanpa banyak tuntutan. Mereka mengetahui dan menyadari calon yang didukung sedang diuji sakit dan berusaha membantu kesembuhan dan kenyataan tersebut membuat semangat untuk sembuh dan kembali sehat sangat tinggi,” tambahnya.
Yang tidak kalah penting selain support dan dukungan keluarga sangat cerdas adalah peran asisten rumah tangga (ART) yang bersama-sama berupaya selalu mengirimkan video anak cucu yang lucu-lucu, mengirimkan apa yang kami butuhkan dengan satu harapan kesembuhan Bunda Ratu bersama suami tercinta.