Selama pandemi covid 19, sejumlah sektor ekonomi terdampak secara negatif. Perputaran ekonomi mengalami penurunan. Namun hal itu tak terdampak pada pemburu emas di Tulungagung. Buktinya, sediaan emas di Kota Marmer ini hampir mulai langka.
Seperti disampaikan oleh Pimpinan Pegadaian Tulungagung, Sucipto yang ditemui pada Kamis (6/8/20) kemarin.
Baca Juga : Terkenal Soal Wisata Kuliner, Restoran di Malang Ambil Peran dalam Pemulihan Ekonomi
"Logam mulia saat ini kita ndak ada stok, sedang langka memang, peminatnya lagi banyak banyaknya," ujar Sucipto.
Langkanya emas ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjadi nasabah tabungan emas di Pegadaian. Dengan tabungan ini, masyarakat bisa menukarkan tabungannya dengan emas sewaktu-waktu, sesuai dengan jumlah tabungannya.
Bahkan jumlah nasabah baru tabungan ini mencapai 20 orang perharinya.
"Total nasabah kita ada 5000 lebih, kalau rata-rata tiap hari penambahannya bisa 10 sampai 20 orang, biasanya masyarakat perkotaan yang berspekulasi dengan harga emas ini," ungkapnya.
Menurutnya, naiknya harga emas dalam waktu 2 bulan terakhir menjadi alasan masyarakat menjadi nasabah tabungan ini.
Sebagai gambaran, sebelum pandemi harga 1 gram emas ada di kisaran Rp 800 ribuan, saat ini harga emas ada di kisaran 1 juta rupiah pergram dan nilai tersebut bisa terus meningkat karena tidak diketahui sampai kapan krisis akibat pandemi covid ini bakal selesai.
"Investasi itu bisa apa saja ya, tapi jika melihat trennya sejak 2 bulan terakhir ini kenaikan harga emas memang sedang tinggi, dari yang ada di kisaran Rp 800 ribu pergramnya saat ini lebih dari Rp 1 jutaan," ucapnya.
Baca Juga : FISIP UB Dorong Kemandirian Desa, Gelar Workshop BUMDes
Senada dengan Sucipto, Marketing Manager Pegadaian, Dire Gresando mengungkapkan, melejitnya nilai logam mulia emas saat ini dipengaruhi oleh beberapa hal, mulai dari krisis ekonomi secara global dan minat masyarakat berburu logam mulia yang terus mengalami kenaikan secar signifikan saat ini.
"Faktornya banyak kan ya, tapi semakin banyak masyarakat berburu logam mulia, semakin naik harganya, nilainya semakin tinggi," jelasnya.
Saat disinggung mengenai prosentase jumlah masyarakat yang menjual logam mulianya karena harga sedang tinggi dan masyarakat yang malah berburu untuk membeli logam mulia di saat harga tinggi, Dire mengaku saat ini lebih banyak masyarakat yang berburu logam mulia tersebut karena ada keyakinan kenaikan harga logam mulia emas masih akan terus terjadi, hingga waktu yang belum bisa dipastikan.
"Kalau diminta saran ya jika perlu uangnya mendadak silahkan dicairkan, tapi kalau perlu uang hanya untuk konsumtif sebaiknya jangan, kalaupun perlu uangnya ndak sebanyak jumlah harga emas, masih bisa diakali dengan sistem gadai," pungkasnya.