free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Aksi Dangdutan Cederai Publik, Pakar Sebut Bupati Malang Sanusi Tak Punya Empati

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : Nurlayla Ratri

07 - Aug - 2020, 18:37

Placeholder
Screenshot video Sanusi dangdutan. (Foto: istimewa)

Video Bupati Malang HM Sanusi dalam acara deklarasi tim kampanye sedang viral dan mendapatkan banyak kecaman dari masyarakat. Sanusi terlihat dangdutan dengan diapit oleh dua biduan tanpa menaati physical distancing saat me-launching timsesnya dalam Pilkada Kabupaten Malang 2020. 

Mengamati hal ini, Pakar Komunikasi Massa Universitas Brawijaya (UB) Anang Sujoko beranggapan bahwa Sanusi sudah melakukan pencideraan publik. Terlebih, saat masyarakat dilarang mengadakan acara indoor yang berpotensi mengumpul massa, kegiatan itu justru dihadiri oleh ratusan simpatisan.

Baca Juga : Ngurus Surat Tanah di Madiun, Ada Yang Kena Rp 400 Ribu

"Intinya ini mencederai. Pak Sanusi sudah melakukan pencideraan publik," ucap Anang kepada media ini.

Ia juga melihat bahwa nafsu berkuasa ada di atas segala-galanya, serta tiada lagi ketauladanan dan empatinya terhadap kondisi saat ini.

"Karena ketiadaan ketauladanan, rasa empati, pejabat ini lebih dikendalikan oleh nafsu kekuasaan itu. Akhirnya tidak mau memahami dengan aturan yang ada," terangnya.

Menurut Anang, sebagai seorang pejabat publik, Sanusi justru seolah tidak mau memahami aturan yang ada. Bahkan kalau dilihat, cenderung dengan secara terbuka melanggar aturan-aturan yang ada.

Padahal, di sisi lain, Malang masih dilanda pandemi. Kondisi masyarakat masih belum pulih betul. Nyawa-nyawa berjatuhan dan tenaga kesehatan berjuang mati-matian. 

Sangat disayangkan, tak ada goodwill secara politis dari Sanusi untuk menaati aturan-aturan atau berempati dengan kondisi masyarakat serta para tenaga kesehatan yang berjuang mati-matian menaruhkan nyawa.

"Dia (tenaga kesehatan) berkorban untuk tidak bertemu keluarganya. Ini kok malah dangdutan hanya ingin dalam rangka untuk meraih kekuasaan lagi," katanya.

Dikatakan Anang, seorang pemimpin harus memiliki jiwa ketauladanan dan berempati terhadap rakyat dalam kondisi apapun. Terlebih saat ini, Sanusi masih menjabat.

Jadikan Momen Ini untuk Cerdas Pilih Pemimpin

Baca Juga : Serahkan SK PNS kepada 447 CPNS, Bupati Kediri: Hindari Penyalahgunaan Wewenang

Video yang diviralkan oleh masyarakat ini bisa menjadi kontrol publik terhadap pejabat. Kejadian ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk belajar memilih pemimpin.

"Inilah saatnya bagi masyarakat untuk bisa cerdas, secerdas-cerdasnya," tegasnya.

Apabila sudah terjadi hal seperti ini, ada tuntutan moral bagi Sanusi untuk meminta maaf kepada publik.

"Harusnya dia meminta maaf sebesar-besarnya dan tidak akan mengulangi lagi atas kecerobohan penyalahgunaan," sarannya.

Jelang pilkada di masa krisis seperti ini, bagi para calon pemimpin, baiknya tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Mengumpulkan orang silakan, tapi dalam kapasitas tertentu dan dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Sekali lagi, harus berjiwa kesatria lah Pak Sanusi itu, bahwa itu benar-benar sudah menyalahi protokol kesehatan dan merusak kondisi masyarakat yang sekarang sedang bersedih," tandasnya.


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

Nurlayla Ratri