Ada-ada saja cara warga mengajukan alasan saat kena tilang. Terlebih, Operasi Patuh Semeru 2020 masih berlangsung hingga 5 Agustus 2020.
Jumlah pelanggar lalu lintas yang terjaring razia kendaraan petugas Polresta Malang Kota juga terus bertambah. Pasalnya, masih banyak yang belum menyadari akan pentingnya patuh terhadap aturan dan rambu lalu lintas demi keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
Baca Juga : Viral YouTuber Putra Siregar Ditangkap karena Kepergok Jual Barang Ilegal
Dan dari banyaknya pelanggar yang terjaring razia kendaraan, beragam alasan yang terkadang lucu dan absurd mereka utarakan kepada petugas. Tentu para pelanggar itu berharap bisa menghindari tilang yang diberikan oleh petugas.
Kasatlantas Polresta Malang Kota AKP Ramadhan Nasution membenarkan bahwa di setiap operasi atau razia kendaraan, ada saja para pelanggar yang mengungkapkan alasan-alasan lucu menghindari tilang.
"Ada memang pelanggar-pelanggar yang beralasan untuk agar tidak ditilang," ungkapnya.
Kadang para pelanggar, seperti yang kedapatan dalam razia tidak memiliki SIM, mereka beralasan sudah membuat tapi beralasan SIM belum jadi. Setelah didesak lagi, ternyata memang mereka belum melakukan pembuatan SIM.
"Ya kadang ada pelanggar yang terjaring tidak memiliki SIM alasannya SIMnya masih proses bikin, tapi belum jadi. Nah itu kan lucu, pelayanan SIM itu kan sehari jadi, kalau misal pun kehabisan bahan material SIM, tentu ada surat keterangan sementara yang diberikan untuk pengganti dan digunakan untuk mengambil SIM jika nantinya sudah jadi," bebernya.
Selain itu, ada juga mereka para pelanggar yang beralasan jika tidak membawa STNK, lantaran STNK mereka sedang disekolahkan. STNK ini disekolahkan di bank atau koperasi alias digadaikan.
Hal ini tentunya cukup lucu. Sebab, seperti diketahui jika menggadaikan di bank ataupun koperasi tentu dokumen kendaraannya BPKB yang dijaminkan, bukan STNK.
Baca Juga : Viral Motor Berplat Nyeleneh Kena Tilang, Polisi Lempar Canda dengan Bahasa Thailand!
Ada lagi yang sempat menangis saat terjaring razia tidak membawa kelengkapan kendaraan, karena memang di bawah umur. Mereka akhirnya menangis agar petugas tidak menilangnya. Namun mau tidak mau, tentu pelanggar harus tetap dilakukan tilang.
Kemudian ada juga pelanggar yang dari kejauhan melihat adanya razia dan kemudian berpura-pura belok ke toko untuk menjadi pembeli.
Bukan hanya itu, ada lagi alasan dari pelanggar yang tidak mengenakan helm ataupun kendaraannya tidak sesuai standar juga cukup abdsurd mereka utarakan kepada petugas. Seperti halnya ketika terjaring razia, pelanggar mengatakan jika rumah mereka tak jauh dari lokasi razia.
"Pak rumah saya dekat, cuma mau kesitu, ke sana, makanya nggak pakai helm. Tapi kan namanya potensi kecelakaan bisa saja terjadi di mana saja, tidak melihat mau jauh atau dekat, sehingga wajib tentunya tetap sesuai aturan saat berkendara jauh ataupun dekat. Kami tetap imbau, dan untungnya mereka mengerti," bebernya.