JATIMTIMES - Kasus pembunuhan yang menimpa VPR (16), siswi asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, masih menjadi perhatian publik. VPR ditemukan tewas membusuk di sebuah warung kopi kosong di Perumahan Made Great Residence, Desa Made, pada Rabu (15/1/2025).
Tragisnya, pelaku pembunuhan adalah teman sekelasnya sendiri, AI (16). Menurut kepolisian, AI tega menghabisi nyawa VPR karena sakit hati setelah cintanya ditolak oleh korban.
Baca Juga : Baru Bebas 3 Bulan dari Penjara, Residivis Curanmor Kembali Beraksi di Pakis Malang
Kasus ini sontak menuai perhatian luas, terlebih karena keduanya masih berstatus pelajar.
Nayla, wali kelas VPR, memberikan klarifikasi lengkap terkait kejadian ini, yang turut mengungkap detail kronologi sejak terakhir korban terlihat hingga kabar kematiannya tersebar.
“Pada Kamis, 9 Januari, kami baru saja pulang dari perjalanan industri di Yogyakarta. Semua siswa dijemput orang tua masing-masing di gedung serbaguna, termasuk ananda Vipi (VPR). Namun, keesokan paginya, Jumat (10/1), pukul 05.35, Vipi izin tidak masuk sekolah karena sakit,” ujar Nayla, dikutip TikTok @snk_thoriqul_ulum, Sabtu (18/1/2025).
Pada sore harinya, keluarga korban mulai panik karena VPR tidak ditemukan di rumah. Setelah mendengar kabar tersebut, Nayla menyarankan keluarga melapor ke polisi jika korban tidak ditemukan dalam 24 jam. Keluarga akhirnya melapor ke Polsek Sukodadi pada Sabtu (11/1).
Berbagai upaya dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencari keberadaan VPR, termasuk bertanya kepada teman-temannya. Namun, hingga Senin (13/1), tidak ada informasi baru.
“Pencarian masih terus dilakukan. Hingga Rabu (15/1), kami mendapat kabar ada jenazah tanpa identitas ditemukan di sebuah warung kopi dekat perumahan Made Great. Saya sangat khawatir apakah itu Vipi,” ungkap Nayla.
Ketakutan Nayla terkonfirmasi setelah keluarga VPR mengenali pakaian yang dikenakan korban. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Lamongan untuk diotopsi.
Sore harinya pun, Nayla bersama dua teman dekat VPR diminta datang ke polsek untuk memberikan keterangan. "Hingga akhirnya saya menunggu kabar dari rumah sakit. Habis magrib itu, hasil otopsi sudah selesai dan jenazah bisa dibawa pulang. Saya dengan teman-teman, pada malam itu ikut hadir di acara pemakaman ananda Vipi," ungkapnya.
Dalam klarifikasinya, Nayla juga memanfaatkan kesempatan ini untuk meluruskan berbagai rumor yang beredar di masyarakat. Ia menegaskan bahwa VPR adalah anak yang baik, rajin, dan selalu diantar-jemput oleh orang tuanya.
"Sebagai wali kelasnya, saya di sini ingin menyampaikan beberapa hal, ingin meluruskan hal yang sangat simpang siur di luar. Saya tegaskan sekali lagi anak saya ananda adalah seorang anak yang baik, rajin, selalu diantar orang tuanya ketika berangkat sekolah, pulang pun dijemput. Ananda tidak bisa naik sepeda motor," jelasnya.
“Ananda tidak kabur dari rumah, tidak nakal, apalagi isu bahwa ia hamil itu sama sekali tidak benar. Dia meninggalkan rumah untuk bermain, namun tidak bisa pulang karena sudah menjadi korban pembunuhan. Menurut polisi, ananda dibunuh Jumat sore, sehingga selama enam hari itu kami tidak dapat menemukannya karena ia sudah meninggal,” tambah Nayla.
Ia meminta publik untuk berhenti menggiring opini yang menyudutkan korban dan keluarga. “Mari kita doakan agar keluarga ikhlas dan ananda tenang di sana. Mohon jangan menyebarkan hal-hal yang tidak benar,” tutup Nayla.