JOMBANGTIMES - Abdul Haris (53), salah satu pedagang di Pasar Peterongan, Jombang, ini merugi hingga Rp 100 juta. Kerugian yang dialami pedagang pakaian itu akibat wabah covid-19 yang menyasar pasar di Jalan Brawijaya, Desa Mancar, Kecamatan Peterongan, sejak dua bulan terakhir.
Sejak awal Juni hingga saat ini (30/7), Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang membatasi aktivitas di Pasar Peterongan. Untuk para pedagang, diberlakukan sistem ganjil-genap dan akses pintu masuk dibuka satu pintu. Bahkan, awal Juni, pasar tersebut sempat ditutup empat hari karena ada pedagang yang terinfeksi covid-19.
Baca Juga : Kartu KKS Diminta Kades lalu Dialihkan ke Orang Lain, Warga Rejoagung Tulungagung Protes
Kondisi ini sangatlah berdampak pada pendapatan para pedagang di pasar tersebut. Salah satunya Haris. Ia mengaku, dua bulan terakhir ini, dirinya sulit mendapatkan untung. "Yang saya alami sediri itu. Datu hari laku, lima hari tidak laku," ujarnya, Kamis (30/7).
Dikatakan Haris, kondisi Pasar Peterongan sangat sepi pengunjung sejak wabah covid-19 melanda pasar tersebut. Banyak pelanggannya yang takut masuk pasar.
Karena sepi pembeli, Haris hampir tidak mendapatkan penghasilan sama sekali selama dua bulan terakhir ini. Sebelum covid-19 melanda Pasar Peterongan, ia mampu membawa pulang uang hasil jualannya sebanyak Rp 50 juta. Dengan kondisi Pasar Peterongan saat ini, selama dua bulan ia merugi sekitar Rp 100 juta.
"Kalau saya total semuanya itu sampai Rp 50 juta penghasilan yang hilang. Kalau dua bulan, ya sekitar Rp 100 juta," bebernya.
Haris juga mengaku tidak menerima bantuan apa pun dari pemerintah. Bantuan dana stimulan untuk perekonomian masyarakat dari pemerintah juga tidak diterimanya.
"Dari pemerintah tidak ada kompensasi. Kalau bansos untuk keluarga, saya ada. Dana stimulan tidak ada," ungkap pria asal Desa Plosokerep, Kecamatan Sumobito, itu.
Baca Juga : Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Jalan Trunojoyo Jember Terima Klaim Kematian
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang Bambang Widjajanto mengatakan, pembatasan Pasar Peterongan ini dikarenakan adanya kasus covid-19 yang menginfeksi pedagang.
Namun, ia memastikan akan segera membuka aktivitas Pasar Peterongan secara normal pada awal Agustus mendatang. Hal ini untuk mempercepat perbaikan ekonomi di sektor perdagangan di Pasar Peterongan.
"Nanti akan dibuka seperti semula, tapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Nanti akan kami mulai 1 Agustus besok," pungkasnya.