Pemerintah Kota (Pemkot) Malang merespons keluhan masyarakat berkaitan dengan banyaknya kendala untuk sistem pembelajaran bagi siswa sekolah melalui daring.
Memang diakui salah satu kendalanya berkaitan dengan susahnya akses jaringan bagi masyarakat ataupun gaptek (gagap teknologi) bagi para orang tua hingga belum terpenuhinya fasilitas untuk pelaksanaan daring. Hal inilah yang menjadikan pembelajaran daring tak bisa tersampaikan kepada siswa secara merata.
Baca Juga : SDN di Tulungagung Lakukan Pembelajaran Home Visiting, Dua Kali Seminggu
Terkait permasalahan tersebut, anggota DPRD Kota Malang yang mendorong adanya ketersediaan wifi gratis di setiap RW di masing-masing wilayah di Kota Malang.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan masalah tersebut menjadi pertimbangan tersendiri. Namun hal itu masih sulit untuk direalisasikan mengingat jaringan dari provider wifi dirasa belum bisa mengampu ke semua wilayah.
"Oke-oke saja sebetulnya. Tapi, kalau wifi itu disiapkan gratis, trobelnya itu di sana jaringannya yang belum bisa menyeluruh," ungkapnya, Selasa (28/7/2020).
Bahkan, sebelumnya menuju Malang 4.0, Sutiaji menyebut bahwasanya langkah itu sudah akan diterapkan. Namun, pandemi covid-19 menjadikan realisasi itu mundur.
Meski begitu, pihaknya juga tengah menyiapkan solusi lain untuk mengatasi persoalan pembelajaran daring bagi siswa sekolah. Salah satunya, dengan mengganti sistem pembelajaran yang menggunakan handphone atau HP dengan alat yang lebih mudah.
Rencananya, alat elektronik itu berupa HT atau radio yang seyogianya hal itu lebih mudah intuk dipenuhi oleh masyarakat Kota Malang. Juga tidak memberatkan karena tidak harus membeli kuota internet.
Baca Juga : Disdikbud Larang Guru Beri Tugas Terlalu Banyak, Orang Tua Bisa Lapor!
"Dulu kan Malang 4.0 kita rencanakan untuk ini, tapi karena saat ini jadi mundur. Ada kemarin usulan. Jujur banyak orang yang tidak punya HP, terus kuota dan lainnya itu. Maka ada usulan pakai radio atau paka HT. Dan saya kira jaringannya itu murah meriah," imbuhnya.
Hal inilah yang sekarang tengah dalam tahap pengkajian soal penerapan sekolah daring menggunakan kedua media tersebut. Bahkan nantinya, jika hal itu masih dirasa memberatkan bagi warga yang tidak mampu, akan ada upaya difasilitasi Pemkot Malang.
"Bisa jadi itu yang akan segera dianalisis. Tidak menutup kemungkinan itu juga akan bisa dipertimbangkan. Sehingga nggak harus beli pulsa. Hanya beli alatnya pun tidak semahal HP. Kalau orang yang nggak mampu ya kami support," tandas Sutiaji.