Moh Rafli, pelajar asal Desa Bettet, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan harus rela menjadi tukang cari rumput demi membeli handphone untuk kebutuhan mengikuti pelajaran daring (dalam jaringan). Anak dari pasangan suami istri (Pasutri), Subairi dan Hawati ini, merupakan siswa kelas VIII di SMPN 7 Pamekasan.
Saat ditemui di rumahnya, Moh Rafli mengatakan, ia terpaksa menjadi kuli tukang cari rumput demi membantu meringankan beban kedua orang tuanya.
Baca Juga : Soedarman Wabup Malang Terpilih tak Akan Lakukan Gugatan Hukum, Pertimbangkan Ini
"Setiap hari saya mencari rumput, hasilnya saya berikan ke Ibu dan ditabung untuk membeli handphone agar saya bisa mengikuti sekolah online," kata Moh Rafli, Kamis (23/07/2020).
Dari hasil mencari rumput itu, Moh Rafli diberi upah kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu oleh peternak. "Saya tidak tega melihat bapak dan ibu bekerja banting tulang, makanya saya berusaha untuk meringankan beban mereka. Kan ini juga untuk kebutuhan saya agar bisa belajar online," tambahnya
Selama masa pandemi covid-19 ini, ia mengaku tidak bisa mengikuti pelajaran daring karena tidak mampu membeli handphone untuk keperluan belajar daring (online).
Sementara Hawati, ibu Rafli membenarkan bahwa selama pandemi covid-19, ini anaknya jadi tukang cari rumput. "Ya mau belajar online gimana, kan itu harus pakai HP. Sementara kami tidak punya uang untuk membelikan HP untuk Rafli," katanya sembari menangis.
Baca Juga : Lagi, Sebuah Mobil Terbakar Saat Mengisi BBM di SPBU Pamekasan
Bahkan ia mengaku tidak tega melihat anaknya harus banting tulang untuk mencari rumput untuk sekedar beli HP demi kebutuhan belajar. "Sebenarnya saya tidak tega, tapi mau gimana lagi pendapatan kami juga tidak seberapa," tutupnya.