Kemunculan nama Gibran Rakabuming yang serius maju Pilkada 2020 sukses membuat heboh publik. Diketahui, putra pertama dari Presiden Joko Widodo itu telah resmi untuk maju sebagai calon Wali Kota Solo di Pilkada 2020.
Majunya Gibran sebagai calon Wali Kota Solo ini, menimbulkan pro kontra di masyarakat maupun tokoh politik. Bahkan, sampai muncul istilah 'Politik Dinasti'.
Baca Juga : Beredar Surat Rekom PPP untuk Fattah Jasin-Ali Fikri di Pilkada Sumenep
Terkait hal ini, pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengkritik Presiden Jokowi terkait pencalonan sang putra. Menurut Dedi, Jokowi justru mempraktikkan politik dinasti di masa kekuasaannya sebagai Presiden.
Ia lantas mengatakan hal itu tidak dilakukan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kala itu, SBY yang memimpin Partai Demokrat justru tak berupaya untuk menempatkan kedua putranya Agus Yudhoyono dan Ibas Yudhoyono untuk maju sebagai kepala daerah.
"SBY lebih baik, meski sama-sama gagal menghentikan politik dinasti di luar dirinya," kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menambahkan jika Agus Yudhoyono memang pernah ikut Pilkada DKI 2017. Kendati demikian, pria yang akrab disapa AHY itu maju Pilkada setelah sang ayah tak menjabat sebagai Presiden.
Baca Juga : Tetap Ajukan Siadi, Golkar "Ngalah" Tawarkan Posisi N-2 pada PKB di Pilbup Malang 2020
Di sisi lain, Dedi juga melihat karier AHY di militer tak begitu melejit meski sang ayah menjadi presiden. Hal itu lantas berbalik di era kepemimpinan Jokowi. Di puncak kekuasaannya, Gibran maju Pilkada Solo. Sementara, sang menantu Bobby Nasution dikabarkan maju Pilkada Medan.
Kendati demikian, majunya Gibran di Pilkada Solo ini mendapat dukungan dari sejumlah partai. Diketahui, Gibran diusung oleh PDI Perjuangan di Pilkada Solo. Partai-partai yang memberikan dukungan kepada Gibran untuk maju Pilkada Solo yakni, Gerindra, Golkar, PAN dan PSI.