Penggabungan pendidikan dengan kebudayaan dalam Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) membuat Disdikbud Kota Malang melakukan berbagai inovasi. Salah satunya, membukukan sejarah Kota Malang untuk konsumsi para siswa.
"Kebudayaan akan ada kegiatan berkaitan dengan penulisan sejarah-sejarah, di antaranya sejarah Kampung Dinoyo maupun Kampung Polowijen," ucapnya dalam gelaran Focus Group Discussion bersama para akademis dan budayawan belum lama ini.
Baca Juga : Kenang Perjuangan, Rektor UIN Malang Beri Nama Gedung-gedung Pimpinan Kampus Terdahulu
Jadi, nantinya anak-anak di lingkungan pendidikan Kota Malang akan tahu sejarah Kota Malang yang sebenarnya.
"Jangan sampai hidup di Kota Malang sudah puluhan tahun bahkan melebihi tidak mengerti kenapa sebetulnya namanya Malang," ucapnya.
Kepada para sejarawan di Kota Malang, Zubaidah pun meminta arahan. Ia menyampaikan, sejarah-sejarah Kota Malang dari para sejarawan ini nantinya akan dibukukan dan digandakan untuk materi pembelajaran di sekolah.
"Bapak sejarawan yang sudah nglontok, mohon arahan, dan sekaligus nanti sejarah-sejarah itu akan kita bukukan, yang nantinya akan kita gandakan biar menambah perpus di sekolah sekaligus juga materi pembelajaran di sekolah," tuturnya.
Baca Juga : Koin Mami Kelor UIN Malang, Inovasi Layanan Publik Terbaik Pilihan Kemenag
Langkah ini dilakukan Disdikbud agar ada pembeda antara kebudayaan yang ikut dengan dinas pariwisata dengan kebudayaan yang ikut di dinas pendidikan. Dan memang dirinya sepakat bahwa antara pendidikan dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang saat ini jangan sampai dipisahkan.
"Kita ingin memajukan pendidikan melestarikan kebudayaan itu betul-betul nyata, betul-betul ada, dan bisa dinikmati pelajar juga orang dewasa," tandasnya.