Situasi pandemi covid-19 yang masih berlangsung saat ini, juga berpengaruh kepada penjualan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha di Jombang. Permintaan hewan kurban jenis sapi, anjlok hingga 75 persen.
Seperti yang dialami oleh Muhammad Khoirul Amin (49), warga Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan. Pria yang sudah 32 tahun berjualan sapi ini, merasakan langsung dampak covid-19 terhadap usahanya itu.
Baca Juga : UGM Kupas Kelembagaan Sektor Pertanian
Khusus untuk permintaan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini, Amin mengaku mengalami penurunan permintaan sapi hingga mencapai 75 persen.
"Banyak yang tidak kurban gara-gara pandemi covid-19 ini. Biasanya dari NU pesan, sekarang kosong. Lokal saja biasanya 45 ekor, sekarang baru laku 11 ekor. Itu untuk Idul Adha, untuk konsumsi kurban," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Rabu (15/7).
Selain sapi untuk konsumsi kurban, kata Amin, permintaan daging sapi untuk konsumsi sehari-hari juga mengalami penurunan. Sebelum corona, Amin biasanya menerima permintaan 150 ekor untuk ke luar kota. Namun saat ini, ia hanya mendapat permintaan 50 ekor sapi untuk sekali pengiriman.
"Dengan adanya pandemi ini jelas sangat berkurang, bisa sampai 70 persen kurangnya. Biasanya sekali pengiriman 150 ekor, sekarang hanya 50 ekor. Pengiriman ke Bandung, Surabaya dan melayani kebutuhan lokal," tandasnya.
Baca Juga : Bupati Malang Tinjau Warung Tangguh Pertama di Kabupaten Malang yang Terletak di Tajinan
Meski permintaan daging sapi menurun, Amin mengaku tidak mengalami kerugian. Hanya saja keuntungan dari penjualan sapi berkurang, dikarenakan harga beli sapi di pasaran naik hingga Rp 1 juta setiap ekornya.
"Harga sapi cenderung naik, karena dolar naik ini. Saya melayani dari timbangan (bobot sapi, red) 280 kilo sampai 1 ton up, dari harga Rp 17,5 juta sampai Rp 80 juta. Rata-rata kenaikan di pasaran sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta," pungkasnya.