Aksi unjuk rasa kembali dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) untuk kedua kalinya di Simpang ITN, Selasa (14/7/2020). Lagi-lagi, akibat aksinya tersebut, jalan di sekitar Simpang ITN terpaksa dilakukan penutupan.
Bukan hanya penutupan jalan, akibat aksi unjuk rasa tersebut, warga sekitar yang mempunyai usaha berdagang, warung makan, jasa fotocopy maupun usaha lainnya juga ikut terkena imbasnya.
Baca Juga : Wali Kota Santoso Dorong RT/RW dan LPMK Kawal Kamtibmas di Bumi Bung Karno
Salah satunya adalah Rusman (54) warga Mergosono, Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini. Rusman sehari-harinya berjualan bunga di sekitar lokasi Simpang ITN dan telah berjalan selama 2 tahun.
Adanya aksi unjuk rasa tersebut, membuat toko miliknya dan tempat usaha lain dari warga sekitar menjadi sepi dari konsumen.
"Ya terganggu, apalagi jalan ditutup, pembeli juga tidak ada yang mampir, tapi mau gimana lagi," bebernya.
Karena merasa jengkel dan begitu terganggu dengan aksi tersebut, Rusman hingga membuat tulisan peringatan di papan yang akan ditunjukkan kepada para pengunjuk rasa bilamana waktu penyampaian pendapat telah usai.
Tulisan tersebut berbunyi, "Waktu sudah habis, tolong waktu dibagi, kami semua toko diarea sekitar sini terganggu. Kalau tidak saya akan mengerahkan massa kampung sekitar sini".
"Tadi mau protes, sama pihak kepolisian diimbau tahan dulu, takutnya nanti kuatir dampaknya meluas, takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Makanya kami serahkan ke petugas," jelasnya.
Namun sebenarnya, jika aksi unjuk rasa biasa, pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan. Namun karena aksi unjuk rasa ini berkaitan kedaulatan, hal itulah yang membuat dirinya semakin resah.
"Kalau demo biasa nggak terlalu masalah, tapi ini bukan demo biasa, ini kaitannya sama perpisahan pulau jadi sangat membuat keresahan," bebernya.
Pemilik warung makan di sekitar Simpang ITN, yang enggan disebut namanya, juga mengaku sangat terdampak adanya aksi unjuk rasa AMP.
Baca Juga : Perwali New Normal Diterapkan, Warga Tak Pakai Masker Ditemukan Tim Gabungan Kota Blitar
Aksi unjuk rasa itu, membuat pengunjung diwarungnya berkurang, dibandingkan dengan hari jika tak ada aksi unjuk rasa.
"Ya berdampak sekali mas, pembeli jadi nggak ada yang ke warung, jalan ditutup, mereka mungkin saja juga takut," jelasnya.
Pantauan di lapangan, akibat aksi unjuk rasa itu, ruas Jalan Veteran ditutup dan diarahkan putar balik. Begitu juga mereka yang dari arah Sumbersari, Dinoyo, pengendara tak bisa lewat karena ditutup oleh petugas.
Penutupan jalan termasuk juga di Jalan Bendungan Sutami dan juga Bendungan Sigura-Gura yang berujung pada Simpang ITN.
Namun suasana saat ini telah terpantau kondusif, para peserta aksi unjuk rasa telah membubarkan diri dan kembali ke tempat mereka tinggal.