Pandemi covid-19 membuat geliat potensi wisata di Kabupaten Malang menurun. Maklum saja, semenjak kasus covid-19 ditemukan di Kabupaten Malang, pemerintah daerah setempat masih ragu-ragu untuk kembali membuka objek wisata yang sempat terpaksa ditutup karena adanya pandemi covid-19.
Made Arya Wedanthara selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, menjelaskan dengan adanya penutupan objek wisata tersebut, membuat dirinya tidak berani mematok tinggi target pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor pariwisata.
Baca Juga : Wisata Bromo Bakal Segera Dibuka dalam Waktu Dekat, Tapi ....
”Di bawah 50 persen, ya karena dari Maret (2020) sampai sekarang ini kan berarti sudah 3 bulan (ditutup). Padahal sekarang (target realisasi PAD) kurang dari 6 bulan,” jawab Made saat ditanya pendapatan sektor wisata selama pandemi covid-19.
Sebagai pertimbangan, sebelum adanya status pandemi di Kabupaten Malang, pemasukan PAD dari sektor wisata di Kabupaten Malang mampu menyumbang penghasilan sekitar Rp 35 miliar. Artinya, jika 50 persennya maka penghasilan pariwisata selama adanya pandemi berkurang sekitar Rp 17,5 miliar.
”Kalau dari sisi pariwisata mulai dari sektor pajak hotel, restoran, hingga hiburan itu per tahun memperoleh penghasilan hampir Rp 35 miliar. Capaian lumayan itu mulai mengalami perkembangan sejak tahun 2015, tapi saat ini menurun drastis karena adanya faktor tadi (pandemi covid-19),” ucap Made.
Menurut Made, penurunan penghasilan wisata tersebut juga terjadi pada target PAD Kabupaten Malang. Pria yang saat ini juga menjabat sebagai Plt (Pelaksana tugas) Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) Kabupaten Malang ini, mengaku jika semenjak terdampak pandemi covid-19 membuat target PAD juga berkurang hingga 50 persen. ”Target PAD kita sudah berkurang sebanyak 50 persen, kita tidak berani membuka angka (target PAD) diatas 50 persen,” terang Made.
Baca Juga : Sudah Boleh Buka, Kampung Tematik di Kota Malang Masih Enggan Buka Kembali
Meski demikian, Made tetap optimis jika penyesuaian target PAD dari sektor wisata yang berkurang sekitar 50 persen tersebut bakal realisasi. ”Faktor optimis harus ada ya, jadi target kami sekarang 50 persen dari capaian tahun-tahun sebelumnya. Yakni 50 persen dari Rp 35 miliar tadi,” pungkasnya.