Wisata di Kota Malang secara berangsur sudah boleh beraktivitas kembali. Selama masa transisi new normal, beberapa tempat pariwisata mulai dari hotel hingga restoran dan cafe telah buka dengan menerapkan protokol kesehatan.
Namun meski begitu, deretan tempat wisata ikonik di Kota Pendidikan ini masih absen dan belum buka selama masa transisi menuju new normal. Salah satunya adalah kampung tematik di Kota Malang. Sejauh ini, belum ada kampung tematik yang dibuka kembali pasca adanya pandemi covid-19.
Baca Juga : Satpol PP Jombang Ancam Tutup Wisata Tak Berizin
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat destinasi wisata akan kembali buka. Terutama berkaitan dengan protokol kesehatan, agar selalu menjadi perhatian pengelola wisata.
Beberapa hal yang harus disediakan itu menurutnya seperti alat pengukur suhu, tempat cuci tangan di setiap sudut pusat wisata, hand sanitizer, hingga keharusan menggunakan masker bagi setiap pengunjung dan petugas wisata.
"Kampung wisata harus dilihat kesiapannya dulu. Jika semua sudah siap, baru bisa aktivitas kembali," katanya.
Karena jika protokol kesehatan tak disiapkan, menurutnya tak menutup kemungkinan pengunjung yang masuk akan membawa virus. Sehingga memang perlu ada upaya pencegahan lebih ekstra saat pariwisata dijalankan.
"Seperti pasar salah satunya, saat kita lakukan rapid test, kebanyakan yang reaktif adalah pengunjung. Sedangkan pedagang sendiri non reaktif," imbuhnya.
Lebih jauh Sutiaji menyampaikan, Pemerintah Kota Malang sangat mungkin menyediakan atau menghibahkan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk protokol kesehatan. Salah satunya seperti penyediaan alat pengukur suhu atau thermo gun yang sebelumnya sempat dikeluhkan pengelola kampung wisata heritage Kayutangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni menambahkan, seluruh kampung tematik di Kota Malang saat ini memang masih enggan beroperasi secara menyeluruh.
Salah satu pertimbangan pengelola wisata tematik adalah karena tak ada jaminan jika pengunjung yang datang dalam kondisi sehat. Meski pengunjung yang bersangkutan telah mengenakan masker hingga mencuci tangan saat hendak masuk ke kawasan wisata.
Baca Juga : Target Kunjungan Wisatawan di Kota Batu Diturunkan dari 7 Juta jadi 3 Juta
"Ekonomi memang harus berputar, tapi kesehatan jauh lebih penting," terangnya.
Perempuan yang akrab disapa Dayu itu pun menyampaikan jika pada dasarnya wisata di Kota Malang sudah boleh aktivitas kembali. Namun memang harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Sebelum buka, dilakukan terlebih dahulu pemantauan dan verifikasi oleh pihak yang bertugas ke setiap destinasi wisata.
Jika memenuhi kriteria, maka destinasi wisata yang dimaksud diperbolehkan untuk dibuka kembali. Selanjutnya agar tetap melakukan protokol kesehatan selama pandemi covid-19 berlangsung.
"Dan sosialisasi kepada para pelaku usaha selama ini sudah kami lakukan secara masif, baik secara online maupun rapat tatap muka," pungkas Dayu.
Sebagai informasi, Kota Malang saat ini memiliki kurang lebih 17 kampung tematik. Kampung-kampung tersebut selalu menjadi primadona destinasi wisata di Kota Pendidikan ini. Beberapa kampung tematik tersebut seperti Kampung Warna-Warni, Kampung Tridi, Kampung Biru Arema, Kampung Putih, hingga Kampung 3G.