Jalur alternatif yang dibuat selama proses pembangunan Jembatan Kedungkandang dikeluhkan. Pengendara mengeluh lantaran jalur alternatif terlalu sempit dan membuat penumpukan kendaraan serta macet yang panjang.
"Saya lewat gang 7 di area Kedungkandang. Lumayan macet, jalannya sempit dan kendaraan roda empat juga banyak yang lewat," kata Andre, salah seorang pengendara yang melaju dari arah Kota Malang.
Baca Juga : Gencar Sektor Wisata, Polisi Tidur Jalan Pahlawan Malah Menuai Kontra.
Keluhan juga datang dari warga yang hendak menuju Kota Malang dan diarahkan belok ke kawasan Jembatan Pasar Gadang. Pengendara mengeluh lantaran kawasan pasar selalu ramai dan macet hingga menyebabkan penumpukan kendaraan roda dua hingga roda empat.
"Di sini kan memang macet ya dari dulu. Ketambahan sekarang seperti ini, ya semakin macet aja rasanya," terang Rani, pengendara roda dua yang hendak menuju kawasan Kota Malang.
Keluhan dari pengendara itupun direspons anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman yang melihat langsung jalur alternatif saat dilakukan penutupan jalur untuk proses pembanguan Jembatan Kedungkandang.
Fuad menilai jika kesiapan jalur alternatif memang perlu ditingkatkan. Dia juga mendorong agar jalur alternatif yang ada saat ini dilebarkan. Sehingga ke depan bukan hanya menjadi jalur alternatif sementara saat proses pembangunan Jembatan Kedungkandang saja. Melainkan juga bisa menjadi poros jalan baru di Kota Malang.
"Saya rasa jalur alternatif dari Gang 7 wilayah Kedungkandang itu bisa dilebarkan, biar jadi jalan baru saja sekalian," tambahnya.
Mengingat, tingkat kemacetan di kawasan Jembatan Kedungkandang selama ini menurutnya juga sangat tinggi. Dengan adanya pembukaan jalur baru di area gang 7 tersebut, dia yakin akan mampu memecah kemacetan, terutama saat jam sibuk.
Terlebih juga, saat ini pintu tol Malang Pandaan sampai dengan seksi V Madyopuro telah beroperasi. Sehingga akan sangat memungkinkan kendaraan dari luar kota yang hendak menuju Malang akan melalui kawasan Jembatan Kedungkandang dan sekitarnya.
"Mungkin bisa dipertimbangkan untuk dijadikan jalur baru memang di sana (kawasan gang 7 Kedungkandang)," terangnya.
Sementara berkaitan dengan keruwetan yang masih terjadi di kawasan Pasar Gadang dan sekitarnya, menurut Fuad tak lepas dari masih banyaknya pedagang yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan. Sehingga menganggu aktivitas laju kendaraan.
Selain itu, masih banyak kendaraan umum yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan juga. Sebagian besar memilih untuk tak beraktivitas di dalam terminal. Sehingga juga sangat menganggu proses transportasi yang ada di kawasan tersebut.
Baca Juga : Antisipasi Macet saat Pembangunan Jembatan Kedungkandang, Dua Jalur Alternatif Disiapkan
"Dan itu memang harus segera ditertibkan," tegas politisi PKS itu.
Sebelumnya, Dinas PUPRPKP Kota Mang beserta Dinas Perhubungan Kota Malang telah menyiapkan jalur alternatif selama proses pembangunan Jembatan Kedungkandang berlangsung.
Untuk pengendara yang berasal dari arah utara dan menuju arah selatan, bisa masuk melalui kawasan Kedungkandang Gang 7 dan tembus hingga Jl. Kyai Malik Dalam.
Hal itu juga berlaku sebaliknya, untuk alternatif dari selatan ke utara, bisa lewat Jl. Kyai Malik Dalam tembus Kedungkandang Gang 7.
Jalur alternatif tersebut hanya bisa dilalui kendaraan kelas tiga seperti pick up. Kemudian juga bisa dilalui kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi. Sedangkan kendaraan kelas dua dan kelas satu bisa terus melaju dan berbelok ke kanan ke Jembatan Muharto.
Selanjutnya bisa lurus hingga ke arah perempatan Jl. Zaenal Zakse dan berbelok kiri lalu mengarah ke selatan. Kemudian untuk kendaraan kelas dua dan kelas satu yang mengarah dari selatan menuju utara harus berbelok di depan Terminal Hamid Rusdi menuju Jl. Rajasa ke arah Pasar Gadang.