Seiring terus melonjaknya kasus positif Covid-19 di Kota Malang, dalam hal ini proses perawatan pasien menjadi perhatian.
Hingga 25 Juni 2020 kemarin, total kasus pasien Covid-19 di Kota Malang tercatat 172 orang. Saat ini yang masih dalam perawatan isolasi mandiri ataupun di rumah sakit sejumlah 114 pasien.
Petugas kesehatan, dalam hal ini tak hanya menangani pasien yang menjalani perawatan saja. Melainkan, juga saat proses tracing atau pelacakan terhadap pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Meski begitu, ketersediaan tenaga kesehatan (Nakes) di Kota Malang dipastikan masih aman atau memadai untuk menangani penanganan percepatan Covid-19.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Sri Winarni menyatakan saat ini Kota Malang masih dalam keadaan cukup dalam ketersediaan Nakes. Bahkan belum ada rencana untuk meminta bantuan kepada provinsi Jawa Timur.
"Nggak ya, Kota Malang belum (masih cukup terkait Nakes). Kalau saat ini kita belum dalam kondisi minta bantuan kepada provinsi terkait Nakes. Dan mudah-mudahan tidak ya," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Malang belum lama ini.
Meskipun jumlah kasus positif Covid-19 tak kunjung melandai, namun pihaknya sudah menyiapkan beberapa skema. Salah satunya, dengan melibatkan tim kesehatan perguruan tinggi dan juga relawan kesehatan.
"Dalam hal ini kita juga akan mengoptimalkan yang ada dari Pemkot, bekerja sama dengan RSUD dan relawan-relawan kesehatan untuk bisa kita libatkan," imbuhnya.
Apalagi, dengan penambahan kasus positif Covid-19 saat ini pihak Pemkot Malang tengah mempersiapkan proses rumah karantina yang berada di Jalan Kawi sebagai satu upaya untuk menekan angka penularan.
Karenanya, pasti akan tetap membutuhkan Nakes dan petugas pengawasan yang lebih banyak lagi.
"Apalagi kalau kita sudah mengoperasionalkan rumah isolasi, ini kita butuh tambahan (Nakes) juga. Karena sekarang kita masih dalam persiapan untuk itu, perkiraan di rumah karantina ini akan ada sekitar 10 yang akan ditugaskan di sana. Baik itu dari Nakes, kemudian ada bantuan dadi personel BPBD dan dari Satpol PP juga," jelasnya.
Rumah karantina ini, dikatakannya akan dijadikan tempat bagi pasien positif Covid-19 di Kota Malang dengan kategori ringan dan kondisi rumahnya tak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai perawatan isolasi mandiri.
"Sebenarnya kalau mengacu pedoman dari Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan), untuk isolasi yang konfirm positif gejala ringan itu bisa isolasi di rumah. Karena dia seperti orang sehat bisa di rmh mengurus dirinya sendiri, treatment-nya begitu. Tapi, kalau rumahnya tidak memungkinkan, maka disiapkan rumah isolasi di Jl Kawi. Itupun kita juga pakai protokol kesehatan dan alur-alurnya harus memenuhi alur kesehatan, maka kita melibatkan Nakes," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyebut jumlah Nakes di Kota Malang saat ini baik yang khusus menangani Covid-19 ataupun tidak mencapai ratusan. Di RSUD Kota Malang saja total Nakes dan staf kesehatan yang tercatat sebanyak 250.
Belum lagi Nakes dan staf yang berada di lingkup seluruh puskesmas di Kota Malang baik yang rawat inap ataupun rawat jalan.
"Intinya di setiap puskesmas itu untuk seluruh personel Nakes maupun staf kalau di 10 puskesmas rawat jalan itu rata-rata sekitar 25-30 personil, di satu Puskesmas. Kalau yang 6 puskesmas rawat inap yang ASN sekitar 48-50 ditambah non ASN sekitar 10, jadi sekitar 60 Nakes di situ," tandasnya.