Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah mencanangkan 5 kabupaten di Jawa Timur sebagai lumbung pangan, salah satunya Jember.
Pencanangan ini untuk mengantisipasi kemungkinan krisis pangan di masa Pandemi Covid-19.
Baca Juga : Dipastikan Tercover Bantuan Pemerintah, Bupati Blitar Bantu Keluarga Aisyah yang Viral
Pernyataan ini disampaikan Gubernur Jatim saat mengikuti acara tanam padi perdana di Tulungagung pada Minggu (7/6/2020) kemarin.
Terpisah, Bupati Jember Faida mengatakan, bahwa selama ini ada beberapa komoditi utama di Bumi Pendhalungan mengalami surplus.
"Sampai saat ini, ketersediaan pangan untuk bahan utama ada yang surplus," kata Faida di Pendapa Wahyawibawagraha saat rapat koordinasi dengan Gubernur Jatim.
Ada delapan komoditi yang terdata mengalami surplus, di antaranya beras, telur ayam, daging sapi, daging ayam, jagung, minyak goreng, gula pasir, dan kedelai.
"Surplusnya cukup banyak, jadi cukup aman," ujarnya.
Faida merinci, untuk luas lahan panen pada masa Januari hingga Mei mencapai lebih dari 81 ribu hektare.
Sementara perkiraan luas tanam bulan Juni ada 10 ribu hektare.
"Lokasi yang akan panen bulan Juni tidak ada. Tanam pada bulan Juni di 28 kecamatan sekitar 10 ribu hektare lebih," ungkapnya.
Rakor secara daring itu membahas ketersediaan pangan menghadapi musim kemarau sebagai antisipasi dampak pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Timur tahun 2020.
Baca Juga : Gubernur Jatim dan Kapolda Apresiasi Kampung Tangguh Semeru
Selain Jember, rakor diikuti oleh Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Nganjuk, dan Tulungagung.
Meski demikian, ada komoditas pangan yang masuk dalam hitungan devisit atau kurang seperti bawang merah, bawang putih, cabai besar dan cabai rawit.
Terkait dukungan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani, Faida menyampaikan bahwa bantuan dari pusat, provinsi, serta Pemkab Jember sudah dipinjampakaikan dan disalurkan semuanya.
Alsintan itu antara lain berupa traktor roda dua, traktor roda empat, renstransfilter, pompa air, kultivator, dan handsprayer.
Selain itu, Faida juga meminta kerja sama provinsi untuk menyikronkan data kelompok tani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Sinkronisasi ini supaya bantuan dari provinsi dapat tepat sasaran.
"Mohon kerja sama Provinsi Jawa Timur untuk hanya memproses pengajuan-pengajuan dari poktan dan gapoktan yang telah kami verifikasi dan validasi," pungkas Faida. (*)