Rentetan video viral dan keluh kesah para pedagang Pasar Sayur Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, yang sempat diberitakan media online ini, Jumat (15/5/2020) kemarin, membuat Bupati Malang HM. Sanusi angkat suara.
Sanusi menginstruksikan ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang untuk mendata para pedagang dan memberikan bantuan beras dan sembako.
Baca Juga : Serahkan Bansos ke Ratusan Seniman, Bupati Blitar : Terus Berkarya, Jangan Patah Semangat
Hal itu disampaikan langsung oleh Sanusi saat berada di Balai Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, dalam acara kunjungan Gubernur Jawa Timur (Jatim) ke kampung tangguh.
"Tadi saya sudah instruksikan kepada Dinsos sama muspika tak suruh data ada berapa orang. Data sementara yang masuk ada 100 orang pedagang. Sudah kita drop masing-masing 10 kilogram beras. 100 paket sembako sudah di drop," ucapnya, Sabtu (16/5/2020).
Selain menginstruksikan untuk mendistribusikan bantuan beras dan sembako kepada para pedagang sayur, Sanusi juga menginstruksikan Dinsos untuk membeli dagangan sayur dari para pedagang sayur Kedungrejo, Pakis, untuk di distribusikan ke beberapa dapur umum.
"Sayur yang tidak laku dijual artinya tidak ada pembeli, dibeli oleh Dinsos dan di drop ke dapur-dapur umum yang besok mulai di operasikan oleh TNI di Kodim, di Kepanjen maupun yang di Kostrad. Juga di dapur umum yang di dirikan oleh Dinsos," beber Sanusi.
Untuk diketahui, para pedagang dalam rentang waktu satu bulan ke belakang telah mengalami kondisi merugi akibat sayuran yang dijual tidak laku seperti biasanya. Para pedagang beralasan karena para tengkulak dari Surabaya yang biasa mengambil sayur dari pedagang itu permintaannya minim sekali.
Hal itu pun dijelaskan oleh Sanusi, terkait alasan pedagang sayur bereaksi seperti yang terdapat di dalam video viral dan ramai diperbincangkan oleh masyarakat secara nasional.
Baca Juga : Di Tengah Pandemi Covid-19, Dewan Minta Pendapatan PAD Meningkat
"Pedagang sayur itu karena di Surabaya tengkulaknya nggak bisa ke Malang, sehingga sayur itu tidak terbeli. Oleh pedagang itu (sayur) dibagikan kepada orang yang lewat saja, nggak mungkin dibawa pulang lagi," ucapnya.
Hal ini, lanjutnya, pembeli sayur yang ada di pasar Kedungrejo yang banyak memang berasal dari luar kota yakni Surabaya. Semenjak adanya wabah Covid-19 yang mewabah di Jawa Timur di tambah lagi Surabaya Raya yang masih menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat permintaan berkurang drastis.
Terkait hal ini pun, Sanusi dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga sempat membicarakan permasalahan ini dan telah diputuskan bahwa untuk kendaraan pengangkut pangan diperbolehkan melintas karena untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
"Nunggu dari Surabaya. Kalau dari Surabaya tengkulaknya sudah bisa ngambil. Menurut ibu (gubernur) tadi kan untuk bahan pokok bisa dilepas. Tentunya ada sosialisasi nanti oleh ibu Gubernur yang di Surabaya bisa beli, bisa memasukkan sayur-sayur dari Malang dan Batu," pungkasnya.