Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memastikan pasar-pasar tradisional telah dilengkapi dengan fasilitas mencuci tangan bagi pengunjung maupun pedagang. Hal ini menyusul adanya pedagang di salah satu pasar yang diindikasikan terpapar Covid-19.
Memang, pasar rakyat tidak masuk dalam pemberlakuan kebijakan pembatasan jam operasional.
Pasalnya, tempat ini menjadi penyedia semua kebutuhan pokok masyarakat.
Untuk meminimalkan risiko penyebaran Covid-19, fasilitas penunjang pencegahan terus dilengkapi.
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang telah memastikan semua pasar rakyat terfasilitasi dengan alat cuci tangan.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Wahyu Setianto menyatakan memang fasilitas penunjang sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19 belum secara menyeluruh tersedia.
Namun, pihaknya terus mengupayakan untuk penyediaan fasilitas cuci tangan di setiap pintu masuk area pasar.
"Kita siapkan juga untuk fasilitas cuci tangan. Meskipun belum maksimal ya. Karena untuk pasar dengan area yang luas seperti Pasar Besar itu kan bisa dilalui dari berbagai pintu masuk. Ini kan juga setiap pintunya dikasih alat cuci tangan," jelasnya.
Untuk wilayah Pasar Besar sendiri, setidaknya sudah tersedia 10 fasilitas cuci tangan di 10 pintu masuk.
Sedangkan untuk pasar rakyat lainnya, juga telah terfasilitasi alat cuci tangan yang melibatkan beberapa bantuan dari elemen ataupun komunitas masyarakat.
Bantuan tersebut berupa wastafel portable dari Pertamina, perusahaan ojek daring seperti Grab dan Gojek, dan Politeknik Negeri Malang sudah tersebar di semua pasar rakyat di Kota Malang.
Beberapa di antaranya yakni Pasar Sukun, Pasar Madyopuro, Pasar Induk Gadang, Pasar Klojen, Pasar Blimbing, Pasar Oro-Oro Dowo, dan pasar rakyat lainnya.
Selain pemberian fasilitas, Wahyu menambahkan jika semua kepala pasar juga diminta untuk selalu memberikan sosialisasi pencegahan kerumunan.
Di antaranya dengan lebih tegas dalam menerapkan social distancing dan physical distancing.
"Sudah, kami rutin setiap hari semua kepala pasar selalu memberikan sosialisasi woro-woro untuk social distancing-nya, jaga jarak, terus pakai masker, dan macam-macam pencegahan itu. Istilahnya kita bawel, karena untuk mengontrol masyarakat yang masih bandel-bandel itu," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji kembali menekankan bagi semua pedagang ataupun pembeli di pasar rakyat untuk selalu menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Selain penyediaan fasilitas, pedagang diimbau untuk selalu mengenakan pelindung diri dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
"Penyediaan sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengukur suhu tubuh, penempatan bilik Sico, pengaturan jarak layanan dan penggunaan masker ini terus menerus kami tekankan. Kami juga imbau kepada para pedagang untuk sebisa mungkin menggunakan pelindung tangan dalam memberi layanan kepada pembeli, sebagai salah satu pencegahan Covid-19," tandasnya.