Tidak seperti hari-hari sebelumnya, Kamis (27/12/2019) sore, puluhan pemuda mendatangi kantor Perum Tirtasani Royal Resort. Segerombolan orang yang meluruk kantor pemasaran yang berlokasi di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang ini bukan untuk membeli rumah. Melainkan untuk menjalankan mandat dari seseorang yang enggan mereka sebutkan.
Dari pendalaman MalangTIMES.com, segerombolan orang yang meluruk kantor Perum Tirtasani ini berasal dari organisasi paramiliter Indonesia. Jika dilihat dari atribut yang dikenakan, mirip dengan pakaian yang sering dikenakan oleh Pemuda Pancasila.
”Mereka mengaku sebagai anggota Pemuda Pancasila dari Surabaya. Jumlahnya ada sekitar 30 an orang,” kata salah satu karyawan Perum Tirtasani yang ada di lokasi kejadian saat segerombolan orang tersebut datang.
Pria yang mewanti-wanti agar namanya tidak dituliskan dalam pemberitaan ini, mengaku jika puluhan orang yang diduga berasal dari Pemuda Pancasila tersebut, tiba di kantor Perum Tirtasani antara pukul 14.00 WIB hingga 15.00 WIB.
”Rombongan datang dengan mengendarai mobil, ada sekitar 5 mobil yang datang kesini (kantor Tirtasani Royal Resort) kemarin (Kamis 26/12/2019),” sambungnya.
Setibanya di lokasi, sekitar 30 orang tersebut langsung meringsek masuk ke dalam kantor Perum Tirtasani. Bahkan beberapa ruangan mulai dari ruang tamu, ruang rapat, dan beberapa ruangan lainnya juga dijejali oleh segerombolan orang tersebut.
”Ada yang duduk ada yang berdiri. Katanya kedatangan mereka untuk melaksanakan tugas,” ucapnya kepada MalangTIMES.com, Jumat (27/12/2019).
Kamis (26/12/2019) menjelang malam, wartawan mencoba mendatangi kantor Tirtasani Royal Resort guna melakukan penelusuran. Setibanya di sana, situasi nampak begitu sepi.
Tim MalangTIMES.com juga mencoba berkeliling ke area perkantoran maupun perumahan Tirtasani Royal Resort sebanyak beberapa kali untuk memastikan kondisi akhir di kawasan tersebut. Hasilnya, nihil. Suasana tetap terlihat tenang seolah tanpa ada kejadian penggerudukan massa.
Mulai dari gapura sebelah timur hingga ke luar dari gapura sebelah barat, yang nampak hanya lalu lalang mobil dan ojek daring yang keluar masuk kawasan tersebut. Sayangnya saat tim bermaksud untuk menggali informasi lebih dalam kepada petugas pengamanan setempat, kondisi pos penjagaan nampak tidak ada orang.
Hingga berita ini ditulis, aksi puluhan massa yang meluruk kantor Tirtasani Royal Resort ini masih belum dapat dipastikan. Namun, dari informasi yang diperoleh, para petinggi dan kurator Tirtasani Royal Resort sempat membahas kejadian ini melalui aplikasi chatting WhatsApp.
”Wes mending jangan merapat dulu. Santai aja mas. Agak banyak soale,” begitulah percakapan melalui pesan WhatsApp yang dilakukan antar karyawan Tirtasani Royal Resort tersebut.
Guna meyakinkan beberapa karyawan yang sedang tidak ada di lokasi kejadian, para karyawan Tirtasani Royal Resort juga mengirimkan beberapa foto akan kedatangan puluhan orang tersebut.
Dari poto yang dikirim, terpampang gambar beberapa mobil yang terparkir di halaman kantor. Di mana, pada bagian kap mobil depan terpampang jelas gambar yang menyerupai bentuk logo Pemuda Pancasila, lengkap dengan kombinasi warna orange dan gelap.
Masih dari foto yang beredar, juga nampak puluhan orang yang mengenakan baju doreng warna oreng yang terlihat duduk dan berdiri di beberapa ruangan yang ada di kantor tersebut.
Berawal dari sini, MalangTIMES.com mencoba menghubungi pihak Tirtasani Royal Resort. Ketika dikonfirmasi Kurator Perum Tirtasani Royal Resort, Mochmad Achsin, membenarkan hasil pendalaman wartawan. ”Iya, memang ada kejadian itu (puluhan orang meluruk kantor Perum Tirtasani Royal Resort),” ungkap Achsin, Jumat (27/12/2019).
Ketika ditanyakan apa penyebab kedatangan segerombolan orang tersebut, Achsin mengaku jika dirinya sendiri masih belum bisa memastikannya. ”Katanya kedatangan mereka dalam rangka menunaikan tugas dari pemegang saham. Pemegang saham siapa, nah itu yang belum jelas,” keluhnya.
Apakah ada oknum yang mengerahkan massa, Achsin lagi-lagi masih belum berani berspekulasi. Hanya saja dalam rombongan tersebut, dirinya mendapat informasi jika ada salah satu mantan karyawan Tirtasani Royal Resort yang ikut dalam rombongan tersebut.
”Saya tidak tahu kedatangan mereka ini diundang apa disuruh, tapi sepertinya ada yang mengarahkan. Tapi disuruh siapa, belum jelas,” tuturnya.
Terlepas dari itu semua, Achsin menduga jika penyebab aksi penggerudukan puluhan massa yang diduga anggota Pemuda Pancasila ini, lantaran adanya keputusan pengadilan niaga. Dimana dalam putusannya, menyatakan jika Tirtasani Royal Resort dinyatakan pailit sehingga kewenangan dan pengelolaannya berada di bawah arahan kurator.
”Keputusan pengadilan niaga itu terjadi pada 6 November 2019. Dalam putusannya pengadilan menyatakan pailit. Sesuai ketentuan undang-undang kepailitan, berarti kewenangannya ada di kurator,” terangnya.
Atas kejadian tersebut, Achsin mengaku sangat menyayangkan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Menurutnya, jika memang paham aturan hukum, maka aksi pelurukan secara sepihak tersebut dipastikan tidak akan terjadi.
”Kalau gak tahu hukum angel dikandani (susah dibilangi dan diatur). Mungkin karena tidak paham soal hukum, akhirnya minta bantuan orang untuk kesitu (Kantor Tirtasani Royal Resort),” ujarnya.
Di sisi lain, pihak Kurator dan beberapa stafnya langsung terbang dari Surabaya menuju Malang, setelah adanya informasi puluhan orang yang meluruk kantor Tirtasani tersebut. Bahkan pihak kurator juga melayangkan aduan ke Polres Malang.
Seperti apa kelanjutannya, simak terus pemberitaan MalangTIMES.com selanjutnya.