Keberadaan posyandu (pos pelayanan terpadu) menjadi salah satu upaya untuk mempermudah masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Jika dulu posyandu identik dengan balita, namun saat ini pelayanan ini telah bertransformasi dalam pemberian informasi dan layanan kesehatan hingga lansia.
Transformasi itu kini dikenal dengan sebutan taman posyandu. Yakni, integrasi antara posyandu, pos pendidikan anak usia dini (PAUD), bina keluarga balita (BKB).
Nah, sebagai bentuk dukungan bagi para pelayanan tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggelar Lomba Taman Posyandu. Setiap kecamatan di Kota Malang mengikuti proses seleksi ini.

Salah satu yang masuk seleksi yakni Kecamatan Sukun. Bertempat di wilayah Taman Posyandu RW 1 Kelurahan Bakalankrajan, hari ini (Kamis, 10/10) antusiasme masyarakat dalam mengikuti perlombaan cukup kentara. Anak-anak balita hingga lansia mengikuti instruksi kader kesehatan dalam memeriksakan kesehatannya secara umum. Mulai dari penimbangan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar perut, pengukuran tensi bagi lansia, penyuluhan gizi, dan masih banyak lainnya.
Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kota Malang Meifta Eti Winindar SST MM mengatakan, bukan hanya sebagai perlombaan, kehadiran taman posyandu ini menjadi salah satu media dari Dinkes Kota Malang untuk memberikan pembinaan mengenai pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Untuk anak balitanya mendapatkan pelayanan yang menyeluruh terkait dengan kesehatannya, imunisasinya, gizinya. Sedangkan ibu balitanya itu akan mendapatkan pembelajaran di bina keluarga balita (BKB)," ujarnya.

Dalam kesempatan kali ini, Camat Sukun I Ketut Widi E. Wirawan menyampaikan bahwa hadirnya taman posyandu menjadi suatu bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang luar biasa. Pihaknya bahkan optimistis bisa memenangkan seleksi lomba taman posyandu dari Dinkes Kota Malang ini.
"Saya rasa di kami kelengkapannya sangat banyak, mulai dari administrasi hingga alat-alat kesehatan kebutuhan posyandu. Optimisme pasti ada. Apa lagi di sini saya melihat tumbuh kembang dari anak-anak yang mengikuti ini sehat semua. Itu juga menjadi acuan kami," ungkapnya.
Terlepas dari menang atau kalah, camat Sukun lebih menekankan bagaimana melalui taman posyandu, masyarakat di kawasan Kecamatan Sukun bisa berperilaku hidup sehat. "Tentu dengan masyarakat atau bayi-bayi yang sehat akan menularkan kepada orang tuanya untuk berperilaku hidup sehat. Sehingga para orang tua bisa memberikan kemampuan terbaiknya kepada anaknya dalam pemenuhan gizi anak agar lebih baik dari sebelumnya," tandasnya.

Sementara itu, ketua tim penilai taman posyandu drg Indijah Subagyo menyatakan ada beberapa aspek dalam penialain lomba taman posyandu ini. Mulai dari administrasi, kinerja kader kesehatan, hasil monitoring, inovasi dari kinerja posyandu hingga kesehatan lingkungan (Kesling).
"Nanti dari kriteria itu akan kami pilih satu dari kecamatan-kecamatan ini untuk jadi yang terbaik. Dari yang sudah diseleksi, sebenarnya sudah bagus. Tapi penilaian utama nanti juga akan dilihat inovasi apa yang diterapkan dari taman posyandu masing-masing," ungkapnya.
Diketahui, penilaian perlombaan taman posyandu Dinkes Kota Malang ini telah berlangsung sejak 7 Oktober hingga 17 Oktober. Pesertanya dari wilayah Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun, Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Lowokwaru, dan Kecamatan Klojen.