Great Pacific Garbage Patch, Pulau Sampah Raksasa yang Mengancam Lautan Dunia

Reporter

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya

25 - Mar - 2025, 10:43

Penampakan Great Pacific Garbage Patch (GPGP) yang dikenal dengan pulau sampah terbesar di dunia. (Foto: Forbes)


JATIMTIMES - Di tengah luasnya Samudra Pasifik, terdapat tumpukan sampah raksasa yang dikenal sebagai Great Pacific Garbage Patch (GPGP). Kawasan ini bukanlah pulau sungguhan, melainkan akumulasi sampah plastik yang terperangkap dalam pusaran arus laut. 

GPGP pertama kali ditemukan pada tahun 1997 dan terletak di antara California dan Hawaii. Luasnya diperkirakan mencapai 1,6 juta km², lebih besar dari gabungan wilayah Spanyol, Prancis, dan Jerman. Sampah-sampah ini berasal dari berbagai sumber, seperti sungai, kapal, serta kota-kota pesisir, yang kemudian terbawa arus hingga berkumpul di tengah laut. 

Menurut penelitian yang dikutip dari Geographical, GPGP sebenarnya terdiri dari dua zona utama yang dihubungkan oleh Zona Konvergensi Subtropis Pasifik Utara. Gerakan arus laut yang melingkar menyebabkan sampah terus terakumulasi dan semakin sulit untuk dibersihkan. 

Para ilmuwan juga menemukan bahwa jumlah serpihan plastik di GPGP meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. "Dalam kurun waktu tujuh tahun, kepadatan plastik naik dari 2,9 kg per km² menjadi 14,2 kg per km²," ungkap para peneliti, dikutip Geographical, Selasa (25/3/2025). 

Tak hanya itu, jumlah serpihan plastik kecil juga melonjak drastis, dari satu juta partikel per km² pada 2015 menjadi lebih dari sepuluh juta partikel per km² pada 2022. 

Keberadaan GPGP menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan laut. Setiap tahun, sekitar satu juta burung laut dan 100 ribu mamalia laut mati akibat menelan plastik atau terjerat sampah. 

"Mikroplastik yang terurai di lautan bisa masuk ke rantai makanan, mencemari ikan, dan berpotensi membahayakan manusia yang mengonsumsinya," jelas ilmuwan lingkungan dari Ocean Cleanup, Matthias Egger. 

Selain itu, mikroplastik juga berdampak pada siklus karbon laut. Zooplankton, organisme kecil yang berperan dalam menyerap karbon, sering kali mengira serpihan plastik sebagai makanan. Hal ini menghambat kemampuannya dalam menyerap karbon, yang pada akhirnya dapat memengaruhi keseimbangan iklim global. 

Tak hanya itu, plastik yang mengambang di laut dapat menjadi tempat menempel bagi organisme laut asing. Spesies ini kemudian terbawa arus ke ekosistem lain dan bisa mengganggu keseimbangan biodiversitas di wilayah tersebut. "Sejarah menunjukkan bahwa spesies invasif bisa berdampak besar pada ekosistem lokal," tambah Egger. 

Meskipun berbagai negara telah berupaya mengurangi polusi plastik, jumlah sampah di GPGP tetap meningkat. Para ilmuwan percaya bahwa bukan hanya plastik baru yang menjadi penyebab utama, tetapi juga plastik tua yang terus terurai menjadi fragmen lebih kecil...

Baca Selengkapnya


Topik

Lingkungan, lutan sampah, sampah raksasa, gpgp, great Pacific Garbage Patch,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette