Sunan Kudus dalam Perang Demak-Majapahit: Bertempur Melawan Mertua, Adipati Terung
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
11 - Mar - 2025, 04:44
JATIMTIMES - Sejarah Islamisasi di Nusantara, khususnya di tanah Jawa, sarat dengan narasi peperangan yang berkelindan dengan penyebaran agama. Salah satu episode penting dalam transisi kekuasaan dari Hindu-Buddha ke Islam adalah peran Wali Songo dalam ekspansi Kesultanan Demak. Di antara mereka, Sunan Kudus, atau Raden Ja’far Shadiq, dikenal sebagai pemimpin pasukan santri yang mengguncang hegemoni Majapahit.
Serangan terhadap Majapahit bukan sekadar perang fisik, tetapi juga perang ideologi, di mana barisan santri membawa semangat Islam untuk menumbangkan supremasi politik kerajaan yang telah berabad-abad berakar. Historiografi Jawa, seperti Serat Kandaning Ringgit Purwa dan Babad Tanah Jawi, merekam peristiwa ini dengan detail yang kaya akan unsur mistis, strategi perang, serta konflik internal dalam tubuh Majapahit sendiri.
Baca Juga : Uskup Surabaya Romo Didik Akui Dekat dan Sempat Pelajari Islam di Lingkungan Nahdlatul Ulama
Sunan Ngudung dan Awal Perang Santri
Perang antara Demak dan Majapahit dimulai pada masa Sunan Ngudung, ayahanda Raden Ja’far Shadiq. Sunan Ngudung adalah panglima pertama pasukan Demak yang berusaha menggulingkan kekuasaan Majapahit. Ia memimpin serangan besar melawan pasukan Majapahit yang dipimpin penguasa Pengging, Andayaningrat.
Namun, dalam salah satu pertempuran, Sunan Ngudung gugur di medan laga. Jubah Antakusuma yang dikenakannya, yang diyakini memiliki tuah sakti, ternyata tidak mampu menahan serangan lawan. Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Demak dan dimakamkan dengan penghormatan sebagai syuhada perang suci.
Sepeninggal Sunan Ngudung, komando pasukan santri jatuh ke tangan putranya, Raden Ja’far Shadiq, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus. Dengan membawa amanat ayahandanya, Sunan Kudus melanjutkan perjuangan untuk menaklukkan Majapahit, kali ini dengan strategi perang yang lebih matang serta dukungan spiritual dari para wali.
Menurut Babad Tanah Jawi, Naskah Drajat, tokoh Usman Haji disebut sebagai putra Raja Pandhita, yaitu Ali Murtadho, yang merupakan kakak dari Sunan Ampel. Sunan Ampel menempatkan Usman Haji di Jipang Panolan sebagai imam, tepatnya di Dusun Ngudung...