Mahfud MD Kritik Kemenag Usai Terbitkan Panduan Makan Bergizi Gratis di Lingkup Pesantren
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
10 - Jan - 2025, 02:07
JATIMTIMES - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia sejak Senin (6/1/2025), menyasar siswa dari jenjang SD hingga SMA. Kementerian Agama (Kemenag) turut mendukung pelaksanaan program ini dengan menerbitkan panduan khusus untuk lingkungan pesantren.
Hal ini dituangkan dalam Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2024. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rokhmad turut memberikan dukungan terkait program MBG ini.
Baca Juga : Pemkab Malang Bakal Teruskan Bangun Jalan Inisiasi Juragan Bakso di Ngajum
“Seluruh institusi pendidikan Islam berkomitmen mendukung program Makan Bergizi Gratis yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo. Surat edaran ini kami keluarkan sebagai pedoman pelaksanaan di pondok pesantren,” ujar Abu, dilansir dari laman resmi Kemenag.
Surat edaran yang dirilis Kemenag memuat berbagai ketentuan, termasuk tata cara dan etika makan. Tercantum 14 poin adab makan dan minum, seperti berwudu sebelum makan, mengucapkan basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah selesai, serta tidak makan berlebihan.
Namun, panduan ini menuai kritik dari Mahfud MD, mantan Menkopolhukam RI. Lewat akun X-nya, Mahfud menyebut beberapa poin dalam panduan itu terkesan berlebihan.
“Ini Kemenag agak berlebihan. Makan hrs dgn 3 jari. Yg 2 jari bgmn?," tulisnya.
Etika makan dan minum yang dirilis Kemenag. (Foto: X)
"Tak boleh mencaci makanan. Memang ada orng mencaci makanan? Jangan bernafas di bejana. Memang ngapain bernafas di bejana? Ada dalil, "Permudah saja, jangan menyulitkan diri" kata Mahfud, sambil menyertakan infografis etika makan yang dirilis Kemenag.
Mahfud kemudian mengingatkan agar aturan-aturan tersebut tidak menyulitkan umat. Ia mengutip dalil Islam yang berbunyi:
يسروا ولا تعسروا وبشروا ولا تنفروا وتطاوعوا ولا تختلفوا
(permudah, jangan mempersulit; beri kabar gembira, jangan membuat orang menjauh).
Baca Juga : Turunkan Angka Kemiskinan, Mensos: Tiap Pendamping Ditarget 10 Keluarga Naik Kelas
Cuitan Mahfud memicu diskusi di media sosial. Banyak warganet yang ikut mengomentari, baik mendukung maupun mengkritik panduan Kemenag.
"Ini kan prof Mahfud mengkritisi kriteria etika saat makan yang dibuat kemenag, yang cenderung mengekslusifkan golongan tertentu, napa pada jump to the conclussion "ga menerima sunnah" sih? Bagiaaan mananyaaaa dari pernyataan Prof yang menolak sunnah dah??!! Nalarnya loh!!!," @much_da***.
"Beliau bkn menolak. Lu sadar kagak gimana orang yg jarinya cuman 2. Atau buntung. Lu mikir semua orang sama kayak loo itu kesalahan besar bro. Pak mahfud beda dia memikirkan semua golongan. Lo pikir yg cacad ga sakit hati baca gituan? mikir agama itu mempermudah bkn mempersulit," @LovesMadd*****.
"Itu semua ada dalilnya, kalaupun tidak mau mengamalkan lebih baik diem aja pak jangan terkesan menyepelakan yang namannya sunnah,"@Andi*****.
"Namanya itu sunnah yah Pak, ikut yah monggo, engga yah ga dosa, ga perlu komenan gitu kata sayah mah, cmiwiw," @arga****.