Mitos atau Fakta Makan Kacang Bisa Memicu Tumbuhnya Jerawat? Ini Jawabannya
Reporter
Mutmainah J
Editor
A Yahya
17 - Dec - 2024, 07:42
JATIMTIMES - Kacang adalah salah satu jenis makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, mineral, dan lemak sehat. Kacang juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan kolesterol, mencegah diabetes, dan menjaga kesehatan jantung.
Namun, meski memiliki segudang manfaat baik untuk kesehatan banyak orang yang menghindari makan kacang karena khawatir bisa menyebabkan jerawat.
Baca Juga : BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem di Jatim, Ini Daerah yang Rawan Banjir
Anggapan ini sudah banyak dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Lantas benarkah hal itu?
Ternyata anggapan itu adalah keliru. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine menemukan bahwa jerawat atau jerawat tidak ada hubungannya dengan makan kacang.
Penelitian menyatakan bahwa jerawat secara alami berkembang ketika kelenjar sebaceous tersumbat atau terinfeksi, sehingga menyebabkannya membengkak.
Senada dengan penelitian tersebut, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (FK-UM) Surabaya, Neny Triastuti, menjelaskan makan kacang membuat wajah berjerawat sebenarnya hanya mitos belaka.
Menurutnya, lambatnya proses cerna yang dilakukan menyebabkan sel kekebalan tubuh (imun) seseorang menjadi aktif sehingga memproduksi antibodi untuk mengatasi masalah ini.
"Antibodi tersebut dapat mengiritasi kelenjar sebaceous atau kelenjar minyak sehingga meningkatkan produksi sebum atau minyak alami secara berlebih. Produksi sebum yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori sehingga berisiko menyebabkan tumbuhnya jerawat," ujarnya dikutip dari laman resmi UM Surabaya, dikutip Selasa (17/12/2024).
Alasan Kacang Dikaitkan dengan Jerawat
Keterkaitan kacang dengan jerawat muncul karena karena kandungan kadar asam lemak esensial omega-6 yang tinggi di dalam kacang.
"Tubuh umumnya membutuhkan asupan asam lemak esensial omega-3 dan omega-6 yang ideal dengan rasio perbandingan 1:3," terang Neny.
Ia menjelaskan sebuah hasil studi yang dimuat dalam jurnal Biomedicine & Pharmacotherapy mengungkapkan bahwa kacang yang biasa dikonsumsi biasanya memiliki perbandingan omega-3 dan omega-6 yang kurang ideal, yakni 1:17.
Baca Juga : Baca Selengkapnya