138 Kasus Baru HIV/AIDS di Kabupaten Blitar, Didominasi Homoseksual dan Pelanggan PSK
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
23 - Oct - 2024, 01:46
JATIMTIMES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat sebanyak 138 warga terdeteksi positif HIV/AIDS sepanjang tahun 2024, dari Januari hingga Oktober. Angka ini memperlihatkan tren yang mengkhawatirkan, dengan mayoritas kasus didominasi oleh kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) atau homoseksual dan pelanggan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Eko Wahyudi, Kepala Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Blitar, mengungkapkan bahwa dari total 138 kasus, sebanyak 94 orang terdiagnosis HIV, sedangkan 44 lainnya sudah dalam tahap AIDS.
Baca Juga : Demokrat Jamin Program Sehati Bisa Terus Dinikmati Masyarakat Kabupaten Situbondo
"Jumlah penderita laki-laki mencapai 93 orang, sedangkan penderita perempuan tercatat 45 orang," ujarnya, Selasa (22/10/2024).
Dari segi populasi, persentase kasus HIV/AIDS terbanyak berasal dari populasi umum, dengan angka mencapai 38 persen.
"Kasus dari kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) menyumbang 16 persen dari total populasi penderita, sementara pelanggan PSK berada di peringkat ketiga dengan kontribusi sebesar 14 persen," jelas Eko lebih lanjut.
Selain itu, kelompok lain yang teridentifikasi dalam data Dinkes termasuk pasangan ODHIV (Orang dengan HIV), penularan dari ibu hamil kepada anaknya, dan wanita pekerja seks. Hal ini menunjukkan bahwa penularan HIV di Kabupaten Blitar tersebar di berbagai kelompok, dengan faktor risiko yang bervariasi.
Menurut Eko, angka kematian akibat HIV/AIDS di Kabupaten Blitar juga tidak bisa diabaikan. "Tahun ini kami mencatat 17 penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia," katanya.
Fakta ini semakin menyoroti urgensi untuk meningkatkan upaya pencegahan dan edukasi mengenai bahaya HIV/AIDS di masyarakat.
Eko menegaskan bahwa pencegahan penularan HIV harus menjadi prioritas bersama. Ia juga meminta masyarakat untuk lebih waspada dan peduli terhadap pola hidup sehat serta selalu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.
"Tidak hanya individu yang berisiko, tetapi juga keluarga dan lingkungan harus lebih peka. Pencegahan bisa dilakukan mulai dari diri sendiri, dengan menjauhi perilaku yang berisiko," tambahnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya