Mahasiswa Brawijaya Soroti Kerusakan Lingkungan lewat Pameran Seni
Reporter
Bimo Maximiliano Hidayat
Editor
A Yahya
06 - Oct - 2024, 01:54
JATIMTIMES –Komitmen Art Gallery kembali hadir menggelar pameran bertajuk Preserving the Diversity of Earth’s Ecosystems pada tanggal 5-6 Oktober di lantai 3 Malang Creative Center (MCC). Pameran seni yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (Himabis) Universitas Brawijaya ini menjadi ajang kreativitas mahasiswa. Pameran ini juga menyoroti isu lingkungan melalui karya seni daur ulang yang inovatif dan mendalam.
Ketua pelaksana pameran Muhammad Dzakwan, mengatakan pameran kali ini memiliki skala yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kami mengadakan lomba seni skala nasional, dan tahun ini diikuti oleh 135 peserta dari 45 kampus berbeda. Harapannya, ini tidak hanya menjadi acara pameran seni, tapi juga menjadi platform untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap isu lingkungan," ujar Dzakwan.
Baca Juga : Rekomendasi Jasa Pembuatan Huruf Timbul di Malang Terbaik
Tema yang diusung, "Responsible Consumption and Production," mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Dzakwan menekankan peran penting seni dalam menyampaikan pesan lingkungan.
Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan bahan daur ulang seperti kain perca dan plastik untuk menghasilkan karya seni. “Kami ingin menunjukkan bahwa barang-barang yang dianggap tidak berguna masih bisa memiliki nilai dan makna lebih. Contohnya, ada karya dari kain perca yang diubah menjadi payung, dan plastik diolah menjadi bentuk orang dan tangan. Ini menunjukkan bagaimana barang-barang sekali pakai dapat diubah dan memiliki makna baru,” jelasnya.
Terdapat lima ruangan di pameran ini, masing-masing dengan makna yang berbeda. Dzakwan menyebut instalasi karya dari seniman Ahmad Saihu, yang menggambarkan tumpukan sampah, sebagai salah satu yang paling berkesan. “Gambar tersebut benar-benar menyampaikan pesan yang kuat tentang kondisi sampah yang menumpuk dan dampaknya terhadap lingkungan. Ini salah satu karya yang paling berkesan bagi saya,” ungkapnya.
Selain itu, ruangan ketiga yang memadukan cahaya dengan proyeksi visual juga menarik perhatian. “Kami menghadirkan karya yang hanya disorot oleh proyektor sesuai bingkainya. Ini bukan hanya sekadar seni, tapi juga proses pembelajaran baru bagi kami sebagai panitia, untuk memahami bagaimana seni bisa menyampaikan pesan dengan cara yang kreatif,” lanjutnya...