7 Tradisi Unik Maulid Nabi di Jawa Timur yang Masih Dilestarikan
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
15 - Sep - 2024, 09:20
JATIMTIMES - Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu hari kelahiran Rasulullah.
Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi sangat beragam, dengan setiap daerah memiliki tradisi uniknya masing-masing. Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi dengan kekayaan budaya Islam, juga memiliki berbagai cara tersendiri dalam merayakan Maulid Nabi.
Baca Juga : Amalan yang Dijalankan Menjelang Malam Maulid Nabi
Pada tahun 2024, perayaan Maulid Nabi yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan Senin, 16 September 2024. Pemerintah menetapkan hari tersebut sebagai hari libur nasional untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah.
Berbagai kegiatan keagamaan kerap mengisi perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah. Mulai dari pembacaan Barzanji—riwayat hidup Rasulullah, ceramah keagamaan, hingga makan bersama dan menggelar perlombaan seperti lomba membaca Al-Qur’an, adzan, dan hadrah. Di Jawa Timur, masyarakat juga merayakan Maulid Nabi dengan tradisi-tradisi unik yang sudah berlangsung turun-temurun.
Berikut ini adalah tujuh tradisi unik perayaan Maulid Nabi yang masih dilestarikan di berbagai daerah di Jawa Timur:
1. Endog-Endogan di Banyuwangi
Endog dalam bahasa Jawa berarti telur. Tradisi ini memanfaatkan telur sebagai simbol dalam perayaan Maulid Nabi di Banyuwangi. Sebagai salah satu tradisi yang sangat dikenal di kabupaten paling timur Pulau Jawa ini, endog-endogan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.
Telur-telur dihias dengan kertas warna-warni dan ditancapkan pada pelepah pisang atau yang biasa disebut "jodhang". Setelah itu, telur-telur tersebut diarak keliling kampung dengan kendaraan, diiringi salawat dan pujian untuk Nabi Muhammad SAW. Telur melambangkan kelahiran, bambu sebagai tempat kering, dan bunga sebagai simbol kehidupan yang mengisyaratkan perjalanan manusia dari kegelapan menuju cahaya kebahagiaan.
2. Keresen di Mojokerto
Di Mojokerto, terdapat tradisi bernama Keresen. Tradisi ini berlangsung dengan menghias pohon keres menggunakan berbagai barang seperti hasil bumi, pakaian, dan aksesori. Dua pohon keres yang telah dihiasi tersebut kemudian menjadi pusat perhatian warga yang akan berlomba mengambil barang-barang yang tergantung.
Tradisi Keresen adalah bentuk rasa syukur masyarakat atas kelahiran Nabi Muhammad SAW...